ALAT
KELAMIN JANTAN
LAPORAN PRAKTIKUM EMBRIOLOGI
1. DESRIWAN ANGGA PUTRA : 1202101010001
2. MAHMUDI : 1202101010009
3. RAUDHATUL JANNAH : 1202101010007
4. FAUZIAH : 1202101010003
5. WAHDINI RIZKY : 1202101010004
6. AUDI MALDINI : 1202101010143
7. MUHAMMAD AMIN : 1202101010005
8. MELLA RISKY PRIMA :
1202101010119
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
belakang
Reproduksi merupakan proses penting bagi semua bentuk kehidupan. Tanpa
melakukan reproduksi, tak satu spesies pun didunia ini yang mampu hidup
lestari, begitu pula dengan hewan ternak baik betina maupun jantan. Reproduksi
hewan jantan adalah suatu proses yang kompleks yang melibatkan seluruh tubuh
hewan itu. Sistem reproduksi akan berfungsi bila makhluk hidup khususnya hewan
ternak dalam hal ini sudah memasuki sexual maturity atau dewasa kelamin.
Setelah mengalami dewasa kelamin, alat-alat reproduksinya akan mulai berkembang
dan proses reproduksi dapat berlangsung baik ternak jantan maupun betina.
Pada hewan ternak, alat kelamin jantan umumnya mempunyai bentuk yang
hampir bersamaan, terdiri dari testis yang terletak di dalam skrotum,
saluran-saluran alat kelamin, penis, dan kelenjar aksesoris. Alat kelamin
jantan dibagi menjadi alat kelamin primer berupa testis dan alat kelamin
sekunder berbentuk saluran-saluran yang menghubungkan testis dengan dunia luar
yaitu vas deferent, epididimis, vas deferent, dan penis yang di dalamnya
terdapat uretra, dipakai untuk menyalurkan sperma dan cairan aksesoris keluar
pada waktu ejakulasi .
1.2 Tujuan
Tujuan dari laporan ini adalahm :
1.
Untuk
mengidentifikasi bentuk dan susunan alat kelamin jantan secara makroskopis.
2.
Untuk
mengetahui dan mengenal alat kelamin jantan secara makroskopis.
3.
Untuk
mengidentifikasi bentuk dan susunan alat kelamin jantan secara mikroskopis.
4.
Untuk
mengetahui dan mengenal alat kelamin jantan secara mikroskopis.
1.3 Manfaat
Manfaat dari
laporan ini adalah :
1. Dengan melakukan pengamatan
mahasiswa dapat mengidentifikasi bentuk dan susunan alat kelamin jantan
secara makroskopis.
2. Dengan melakukan pengamatan
mahasiswa dapat mengetahui dan mengenal bagian-bagian alat kelamin jantan
secara makroskopis.
3. Dengan melakukan pengamatan
mahasiswa dapat mengidentifikasi bentuk dan susunan alat kelamin jantan
secara makroskopis.
4. Dengan melakukan pengamatan
mahasiswa dapat mengetahui dan mengenal bagian-bagian alat kelamin
jantan secara mikroskopis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Organ reproduksi hewan jantan dapat
dibagi atas tiga komponen :
(a)
organ kelamin primer, yaitu gonad jantan, dinamakan testis testiculus (jamak:
testes atau testiculae), disebut juga
orchis didymos.
(b)
sekelompok kelenjar-kelenjar kelamin pelengkap kelenjar-kelenjar vesikularis, prostata
dan cowper, dan saluran-saluran yang terdiri dari epididimis dan vas deferens.
(c) alat kelamin luar atau organ kopulatoris
yaitu penis.
2.1
Testes
Testes
sebagai organ kelamin primer mempunyai dua fungsi yaitu mengahasilkan spermatozoa atau sel-sel
kelamin jantan, dan mensekresikan hormon kelamin jantan, testosteron.
Spermatozoa dihasilkan dalam tubuli seminiferi atas pengaruh FSH (Follicle
Stimulating Hormone), sedangkan testosteron diproduksi oleh sel-sel intertitial
dari Leydig atas pengaruh ICSH (Intertitial Cell Stimulating Hormone).
Struktur-struktur testes meliputi.
a) Tunika albuginea, merupakan
pembungkus langsung testis. Licin karena banyak mengandung pembuluh syaraf dan
darah.
b) Septum testis.
c)
Tubulus seminiferus, merupakan tabung (saluran) kecil panjang berkelok-kelok
dan merupakan isi dari Lobulus.
d) Rete testis, merupakan saluran penghubung
antara epididimis dengan Lobulus.
e)
Ductus efferentis.
f)
Caput Epididimis, membentuk suatu tonjolan dasar dan agak berbentuk mangkuk
yang dimulai pada ujung proximal testis.
g)
Corpus Epididimis, bagian bawah terentang ke bawah, sejajar dengan jalannya
vasdeferens, menjalar terus hampir melewati testes, dibagian bawah teats
epididimis membelok ke atas.
h)
Cauda epididimis, merupakan bagian epididimis yang terletak pada bagian bawah
testis yang membelok ke atas.
i) Vasdeferens, terentang dari ekor epididimis
sampai urethra.
2.2
Epididimis
Epididimis,
suatu pembuluh yang timbul dari bagian dorsal testis berasal dari duktus efferensia,
terdiri dari 3 bagian: kepala, badan dan ekor. Kepala (caput epididymis)
membentuk suatu penonjolan dasar dan agak berbentuk mangkok yang dimulai pada
ujung proximal testis. Umumnya berbentuk U, berbeda-beda dalam ukurannya dan
menutupi seluas satu pertiga dari bagian-bagian testis (Toelihere, 1979).
Corpus epididimis (badan epididimis): bagian badan terentang lurus ke bawah,
sejajar dengan jalannya vasdeferens, menjalar terus hampir melewati testes,
dibagian bawah testes epididimis membelok ke atas. Cauda epididimis (ekor
epididimis): merupakan bagian epididimis yang terletak pada bagian bawah testes
yang membelok ke atas. Pada hewan hidup cauda epididimis terlihat berupa
benjolan di bagian ujung bawah testes dan dapat diraba.
2.3
Vas Deferens
Vas
deferens atau ductus deferens mengangkut sperma dari ekor epididimis ke
urethra. Dindingnya mengandung otot-otot licin yang penting dalam mekanisme
pengangkutan semen waktu ejakulasi. Diameternya mencapai 2 mm dan
konsistensinya seperti tali.
Vas
deferens bersal dari epididimis dan berjalan dari titik terendah testis ke atas
dan bersama dengan tali spermaticus melewati cincin inguinalis dan di tempat
itu vas deferens akan memisahkan diri dari pembuluh darah arteri dan vena,
syaraf dan jaringan lain pada tali spermaticus tersebut.
Vas
deferens akan masuk ke dalam ruang abdominalis. Mengandung sel epitel yang
berjajar hampir lurus, memiliki dua lapisan urat daging yang membujur dan
melingkar, dan dibungkus oleh selaput peritoneum. Dekat kepala epididimis, vas
deferens menjadi lurus dan bersama-sama buluh-buluh darah dan lymphe dan
serabut-serabut syaraf, membentuk funiculus spermaticus yang berjalan melalui
canalis inguinalis ke dalam cavum abdominalis. Kedua vas deferens, yang
terletak sebelah menyebelah di atas vesica urinaria, lambat laun menebal dan
membesar membentuk ampullae ductus efferentis. Ampula pada sapi panjangnya 10
sampai 14 cm, diameter 1.0 sampai 1.5 cm dan pada kuda panjagnya 15 sampai 24
cm dan diameternya 2 – 2.5 cm, sedangkan pada anjing dan kucing tidak terdapat
ampula dan pada babi kecil. Sperma diangkut dari ekor epididimis ke ampula di
bantu dengan gerakan peristaltik vas deferens. Kelenjar-kelenjar vesikularis
mengahasilkan fruktosa dan asam sitrat. Ampula dapat diurut secara manual untuk
memperoleh semen.
Vas
deferens atau ductus deferens mengangkut sperma dari ekor epididimis ke
urethra. Dindingnya mengandung otot-otot licin yang penting dalam mekanisme
pengangkutan semen. Pada saat praktikum, untuk mengamati gambaran eksternal
dari testis dinding yang mengandung otot-otot licin tersebut di kupas sampai
testis terlihat, vas deferens bersal dari epididimis dan berjalan dari titik
terendah testis ke atas dan bersama dengan tali spermaticus melewati cincin
inguinalis dan di tempat itu vas deferens akan memisahkan diri dari pembuluh
darah arteri dan vena, syaraf dan jaringan lain pada tali spermaticus tersebut.
Vas deferens akan masuk ke dalam ruang abdominalis. Mengandung sel epitel yang
berjajar hampir lurus, memiliki dua lapisan urat daging yang membujur dan
melingkar, dan dibungkus oleh selaput peritoneum. Dekat kepala epididimis, vas
deferens menjadi lurus dan bersama-sama buluh-buluh darah dan lymphe dan
serabut-serabut syaraf, membentuk funiculus spermaticus yang berjalan melalui
canalis inguinalis ke dalam cavum abdominalis. Kedua vas deferens, yang
terletak sebelah menyebelah di atas vesica urinaria, lambat laun menebal dan
membesar membentuk ampullae ductus efferentis (Toelihere, 1979). Ampula pada
sapi panjangnya 10 sampai 14 cm, diameter 1.0 sampai 1.5 cm dan pada kuda
panjagnya 15 sampai 24 cm dan diameternya 2 – 2.5 cm, sedangkan pada anjing dan
kucing tidak terdapat ampula dan pada babi kecil.
BAB III
METODOLOGI
PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat :
-
Bak allumunium
-
Pinset
-
Mikroskop
-
Cover glass
-
Objek glass
-
Scalpel
3.1.2 Bahan :
-
Organ kelamin sapi dan kambing
-
Air
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Secara Makroskopis
1. Preparat organ kelamin jantan pada sapi dan kambing
yang sudah diformalinkan dikeluarkan dari toples dan dimasukkan ke dalam bak
allumunium.
2.
Perhatikan penjelasan asisten masing-masing kelompok.
3. Amati bentuk dan susunan dari organ kelamin jantan
baik pada sapi atau kambing.
4. Lakukanlah pengamatan pada masing-masing organ,
sebutkan secara berurutan dari dalam ke luar atau dari luar ke dalam, secara
bergantian.
5. Setelah itu, gambarkanlah hasil
pengamatannya.
3.2.2 Secara Mikroskopis
1. Ambillah preparat awetan dari Testes.
2. Nyalakanlah mikroskop
dan atur pencahayaannya, lalu letakkan masing-masing preparat secara bergantian
di atas meja preparat pada mikroskop.
3. Perhatikan penjelasan
asisten.
4. Amatilah preparat tersebut
beserta bagian-bagiannya.
5. Gambarkanlah hasil
penglihatan pada mikroskop.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Secara Makroskopis
·
Alat Kelamin Jantan
4.1.2 Secara
Mikroskopis
·
Tubulus seminiferus
·
Duktus epididimis
4.2 Pembahasan
4.2.1.
Secara Makroskopis
1. Testes
Testes
sebagai organ kelamin primer mempunyai dua fungsi yaitu mengahasilkan spermatozoa atau sel-sel
kelamin jantan, dan mensekresikan hormon kelamin jantan, testosteron.
Spermatozoa dihasilkan dalam tubuli seminiferi atas pengaruh FSH (Follicle
Stimulating Hormone), sedangkan testosteron diproduksi oleh sel-sel intertitial
dari Leydig atas pengaruh ICSH (Intertitial Cell Stimulating Hormone).
Struktur-struktur testes meliputi.
a) Tunika albuginea, merupakan
pembungkus langsung testis. Licin karena banyak mengandung pembuluh syaraf dan
darah.
b) Septum testis.
c)
Tubulus seminiferus, merupakan tabung (saluran) kecil panjang berkelok-kelok
dan merupakan isi dari Lobulus.
d) Rete testis, merupakan saluran penghubung
antara epididimis dengan Lobulus.
e)
Ductus efferentis.
f)
Caput Epididimis, membentuk suatu tonjolan dasar dan agak berbentuk mangkuk
yang dimulai pada ujung proximal testis.
g)
Corpus Epididimis, bagian bawah terentang ke bawah, sejajar dengan jalannya
vasdeferens, menjalar terus hampir melewati testes, dibagian bawah teats
epididimis membelok ke atas.
h)
Cauda epididimis, merupakan bagian epididimis yang terletak pada bagian bawah
testis yang membelok ke atas.
i) Vasdeferens, terentang dari ekor epididimis
sampai urethra.
4.2.2. Secara Mikroskopis
1. Tubulus Seminiferus
Tubulus Seminiferus adalah Tubulus pada interior testis dimana
sperma dihasilkan.
2. Duktus Epididimis
Epididimis
dibentuk oleh saluran berkelok-kelok secara tidak teratur yang disebut duktus
epididimis. Duktus epididimis diperkirakan mempunyai tiga regio : kaput
(kepala), korpus (badan), dan kauda (ekor). Permukaan sel epitel duktus ini
ditutupi oleh mikrovili panjang yang bercabang dan tidak teratur yang biasa
disebut stereosilia. Epitel duktus epididimis turut serta dalam pengambilan dan
pencernaan badan-badan residu yang dikeluarkan selama proses spermatogenesis
berlangsung. Duktus-duktus epididimis dari setiap testis menyatu untuk
membentuk sebuah saluran berdinding tebal dan berotot yang disebut duktus (vas)
deferens. Dari setiap testis duktus deferens berjalan keluar dari kantong
skrotum dan kembali ke dalam rongga abdomen dan berakhir di ureter di bagian
leher kandung kemih. Dinding duktus deferens tebal dan berotot dengan lubang
kecil sehingga terasa padat dan dapat diraba (lewat kulit) di bagian leher
skrotum dan dapat diikat atau dipotong pada saat vasektomiibentuk oleh saluran
berkelok-kelok secara tidak teratur yang disebut duktus epididimis. Duktus
epididimis diperkirakan mempunyai tiga regio : kaput (kepala), korpus (badan),
dan kauda (ekor). Permukaan sel epitel duktus ini ditutupi oleh mikrovili
panjang yang bercabang dan tidak teratur yang biasa disebut stereosilia. Epitel
duktus epididimis turut serta dalam pengambilan dan pencernaan badan-badan
residu yang dikeluarkan selama proses spermatogenesis berlangsung.
Duktus-duktus epididimis dari setiap testis menyatu untuk membentuk sebuah
saluran berdinding tebal dan berotot yang disebut duktus (vas) deferens. Dari
setiap testis duktus deferens berjalan keluar dari kantong skrotum dan kembali
ke dalam rongga abdomen dan berakhir di ureter di bagian leher kandung kemih.
Dinding duktus deferens tebal dan berotot dengan lubang kecil sehingga terasa
padat dan dapat diraba (lewat kulit) di bagian leher skrotum dan dapat diikat
atau dipotong pada saat vasektomi.
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Organ reproduksi ternak jantan meliputi organ
reproduksi primer, organ reproduksi sekunder, dan organ reproduksi tambahan
atau aksesoris.
Organ reproduksi primer terdiri dari testis;
Organ reproduksi sekunder terdiri dari epididimis, vas defferens/ductus
efferent, skrotum, penis; organ reproduksi tambahan/aksesoris terdiri dari
vesicula urinaria, kelenjar prostata, kelenjar cowper/bulbo uretralis.
DAFTAR PUSTAKA
Embriologi,
Staf Pengajar. 2013. Penuntun Praktikum Embriologi. Aceh : FKH UNSYIAH.
Histologi, Staf Pengajar. 2010. Buku Ajar
Embriologi. Aceh : FKH UNSYIAH.
Partidihardjo,
Soebadi. 1987. Ilmu Reproduksi Hewan. Jakarta : Mutiara Sumber
Widya
http://apeptea.wordpress.com/2012/04/24/anatomi-dan-fisiologi-alat-kelamin-betina-dan-jantan-hormon-reproduksi-teknologi-inseminasi-buatan-pada-sapi/ . Diakses
pada tanggal 22
April 2013 pukul 21:10 WIB.
No comments:
Post a Comment