Monday, 27 May 2013

alatalat kelamin jantan



ALAT KELAMIN JANTAN


LAPORAN PRAKTIKUM EMBRIOLOGI
1.      DESRIWAN ANGGA PUTRA           : 1202101010001
2.      MAHMUDI                                    : 1202101010009
3.      RAUDHATUL JANNAH                   : 1202101010007
4.      FAUZIAH                                        : 1202101010003
5.      WAHDINI RIZKY                             : 1202101010004
6.      AUDI MALDINI                              : 1202101010143
7.      MUHAMMAD AMIN                     : 1202101010005
8.      MELLA RISKY PRIMA                     : 1202101010119

 

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM
2013

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Reproduksi merupakan proses penting bagi semua bentuk kehidupan. Tanpa melakukan reproduksi, tak satu spesies pun didunia ini yang mampu hidup lestari, begitu pula dengan hewan ternak baik betina maupun jantan. Reproduksi hewan jantan adalah suatu proses yang kompleks yang melibatkan seluruh tubuh hewan itu. Sistem reproduksi akan berfungsi bila makhluk hidup khususnya hewan ternak dalam hal ini sudah memasuki sexual maturity atau dewasa kelamin. Setelah mengalami dewasa kelamin, alat-alat reproduksinya akan mulai berkembang dan proses reproduksi dapat berlangsung baik ternak jantan maupun betina.
Pada hewan ternak, alat kelamin jantan umumnya mempunyai bentuk yang hampir bersamaan, terdiri dari testis yang terletak di dalam skrotum, saluran-saluran alat kelamin, penis, dan kelenjar aksesoris. Alat kelamin jantan dibagi menjadi alat kelamin primer berupa testis dan alat kelamin sekunder berbentuk saluran-saluran yang menghubungkan testis dengan dunia luar yaitu vas deferent, epididimis, vas deferent, dan penis yang di dalamnya terdapat uretra, dipakai untuk menyalurkan sperma dan cairan aksesoris keluar pada waktu ejakulasi .


1.2     Tujuan

Tujuan dari laporan ini adalahm :
1.      Untuk mengidentifikasi bentuk dan susunan alat kelamin jantan secara      makroskopis.
2.      Untuk mengetahui dan mengenal alat kelamin jantan secara makroskopis.
3.      Untuk mengidentifikasi bentuk dan susunan alat kelamin jantan secara mikroskopis.
4.      Untuk mengetahui dan mengenal alat kelamin jantan secara mikroskopis.

1.3    Manfaat
Manfaat dari laporan ini adalah :
1.      Dengan melakukan pengamatan mahasiswa dapat mengidentifikasi bentuk dan susunan alat kelamin jantan secara makroskopis.
2.      Dengan melakukan pengamatan mahasiswa dapat mengetahui dan mengenal bagian-bagian alat kelamin jantan secara makroskopis.
3.      Dengan melakukan pengamatan mahasiswa dapat mengidentifikasi bentuk dan susunan alat kelamin jantan secara makroskopis.
4.      Dengan melakukan pengamatan mahasiswa dapat mengetahui dan mengenal bagian-bagian alat kelamin jantan secara mikroskopis.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Organ reproduksi hewan jantan dapat dibagi atas tiga komponen :
(a) organ kelamin primer, yaitu gonad jantan, dinamakan testis testiculus (jamak: testes atau    testiculae), disebut juga orchis didymos.
(b) sekelompok kelenjar-kelenjar kelamin pelengkap kelenjar-kelenjar vesikularis, prostata dan cowper, dan saluran-saluran yang terdiri dari epididimis dan vas deferens.
(c)   alat kelamin luar atau organ kopulatoris yaitu penis.

2.1    Testes
Testes sebagai organ kelamin primer mempunyai dua fungsi yaitu  mengahasilkan spermatozoa atau sel-sel kelamin jantan, dan mensekresikan hormon kelamin jantan, testosteron. Spermatozoa dihasilkan dalam tubuli seminiferi atas pengaruh FSH (Follicle Stimulating Hormone), sedangkan testosteron diproduksi oleh sel-sel intertitial dari Leydig atas pengaruh ICSH (Intertitial Cell Stimulating Hormone).


Struktur-struktur testes meliputi.
a)      Tunika albuginea, merupakan pembungkus langsung testis. Licin karena banyak mengandung pembuluh syaraf dan darah.  
b)   Septum testis.
c) Tubulus seminiferus, merupakan tabung (saluran) kecil panjang berkelok-kelok dan merupakan isi dari Lobulus.  
d)  Rete testis, merupakan saluran penghubung antara epididimis dengan Lobulus.
e)  Ductus efferentis.  
f) Caput Epididimis, membentuk suatu tonjolan dasar dan agak berbentuk mangkuk yang dimulai pada ujung proximal testis.  
g) Corpus Epididimis, bagian bawah terentang ke bawah, sejajar dengan jalannya vasdeferens, menjalar terus hampir melewati testes, dibagian bawah teats epididimis membelok ke atas.
h) Cauda epididimis, merupakan bagian epididimis yang terletak pada bagian bawah testis yang membelok ke atas. 
i)   Vasdeferens, terentang dari ekor epididimis sampai urethra.


2.2    Epididimis
Epididimis, suatu pembuluh yang timbul dari bagian dorsal testis berasal dari duktus efferensia, terdiri dari 3 bagian: kepala, badan dan ekor. Kepala (caput epididymis) membentuk suatu penonjolan dasar dan agak berbentuk mangkok yang dimulai pada ujung proximal testis. Umumnya berbentuk U, berbeda-beda dalam ukurannya dan menutupi seluas satu pertiga dari bagian-bagian testis (Toelihere, 1979). Corpus epididimis (badan epididimis): bagian badan terentang lurus ke bawah, sejajar dengan jalannya vasdeferens, menjalar terus hampir melewati testes, dibagian bawah testes epididimis membelok ke atas. Cauda epididimis (ekor epididimis): merupakan bagian epididimis yang terletak pada bagian bawah testes yang membelok ke atas. Pada hewan hidup cauda epididimis terlihat berupa benjolan di bagian ujung bawah testes dan dapat diraba.
2.3    Vas Deferens
Vas deferens atau ductus deferens mengangkut sperma dari ekor epididimis ke urethra. Dindingnya mengandung otot-otot licin yang penting dalam mekanisme pengangkutan semen waktu ejakulasi. Diameternya mencapai 2 mm dan konsistensinya seperti tali.
Vas deferens bersal dari epididimis dan berjalan dari titik terendah testis ke atas dan bersama dengan tali spermaticus melewati cincin inguinalis dan di tempat itu vas deferens akan memisahkan diri dari pembuluh darah arteri dan vena, syaraf dan jaringan lain pada tali spermaticus tersebut.
Vas deferens akan masuk ke dalam ruang abdominalis. Mengandung sel epitel yang berjajar hampir lurus, memiliki dua lapisan urat daging yang membujur dan melingkar, dan dibungkus oleh selaput peritoneum. Dekat kepala epididimis, vas deferens menjadi lurus dan bersama-sama buluh-buluh darah dan lymphe dan serabut-serabut syaraf, membentuk funiculus spermaticus yang berjalan melalui canalis inguinalis ke dalam cavum abdominalis. Kedua vas deferens, yang terletak sebelah menyebelah di atas vesica urinaria, lambat laun menebal dan membesar membentuk ampullae ductus efferentis. Ampula pada sapi panjangnya 10 sampai 14 cm, diameter 1.0 sampai 1.5 cm dan pada kuda panjagnya 15 sampai 24 cm dan diameternya 2 – 2.5 cm, sedangkan pada anjing dan kucing tidak terdapat ampula dan pada babi kecil. Sperma diangkut dari ekor epididimis ke ampula di bantu dengan gerakan peristaltik vas deferens. Kelenjar-kelenjar vesikularis mengahasilkan fruktosa dan asam sitrat. Ampula dapat diurut secara manual untuk memperoleh semen.

Vas deferens atau ductus deferens mengangkut sperma dari ekor epididimis ke urethra. Dindingnya mengandung otot-otot licin yang penting dalam mekanisme pengangkutan semen. Pada saat praktikum, untuk mengamati gambaran eksternal dari testis dinding yang mengandung otot-otot licin tersebut di kupas sampai testis terlihat, vas deferens bersal dari epididimis dan berjalan dari titik terendah testis ke atas dan bersama dengan tali spermaticus melewati cincin inguinalis dan di tempat itu vas deferens akan memisahkan diri dari pembuluh darah arteri dan vena, syaraf dan jaringan lain pada tali spermaticus tersebut. Vas deferens akan masuk ke dalam ruang abdominalis. Mengandung sel epitel yang berjajar hampir lurus, memiliki dua lapisan urat daging yang membujur dan melingkar, dan dibungkus oleh selaput peritoneum. Dekat kepala epididimis, vas deferens menjadi lurus dan bersama-sama buluh-buluh darah dan lymphe dan serabut-serabut syaraf, membentuk funiculus spermaticus yang berjalan melalui canalis inguinalis ke dalam cavum abdominalis. Kedua vas deferens, yang terletak sebelah menyebelah di atas vesica urinaria, lambat laun menebal dan membesar membentuk ampullae ductus efferentis (Toelihere, 1979). Ampula pada sapi panjangnya 10 sampai 14 cm, diameter 1.0 sampai 1.5 cm dan pada kuda panjagnya 15 sampai 24 cm dan diameternya 2 – 2.5 cm, sedangkan pada anjing dan kucing tidak terdapat ampula dan pada babi kecil.








BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat :
            - Bak allumunium
            - Pinset
            - Mikroskop
            - Cover glass
            - Objek glass      
            - Scalpel

3.1.2 Bahan :
            - Organ kelamin sapi dan kambing
            - Air

3.2 Cara Kerja
3.2.1 Secara Makroskopis
1. Preparat organ kelamin jantan pada sapi dan kambing yang sudah diformalinkan dikeluarkan dari toples dan dimasukkan ke dalam bak allumunium.
2. Perhatikan penjelasan asisten masing-masing kelompok.
3. Amati bentuk dan susunan dari organ kelamin jantan baik pada sapi atau kambing.
4. Lakukanlah pengamatan pada masing-masing organ, sebutkan secara berurutan dari dalam ke luar atau dari luar ke dalam, secara bergantian.
5. Setelah itu, gambarkanlah hasil pengamatannya.

3.2.2 Secara Mikroskopis
1. Ambillah preparat awetan dari Testes.
     2. Nyalakanlah mikroskop dan atur pencahayaannya, lalu letakkan masing-masing preparat secara bergantian di atas meja preparat pada mikroskop.
     3. Perhatikan penjelasan asisten.
     4. Amatilah preparat tersebut beserta bagian-bagiannya.
     5. Gambarkanlah hasil penglihatan pada mikroskop.










BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Secara Makroskopis
 



 

·         Alat Kelamin Jantan




4.1.2 Secara Mikroskopis
 
·         Tubulus seminiferus
 
·         Duktus epididimis



4.2 Pembahasan
4.2.1. Secara Makroskopis
       1. Testes
Testes sebagai organ kelamin primer mempunyai dua fungsi yaitu  mengahasilkan spermatozoa atau sel-sel kelamin jantan, dan mensekresikan hormon kelamin jantan, testosteron. Spermatozoa dihasilkan dalam tubuli seminiferi atas pengaruh FSH (Follicle Stimulating Hormone), sedangkan testosteron diproduksi oleh sel-sel intertitial dari Leydig atas pengaruh ICSH (Intertitial Cell Stimulating Hormone).
Struktur-struktur testes meliputi.
a)      Tunika albuginea, merupakan pembungkus langsung testis. Licin karena banyak mengandung pembuluh syaraf dan darah.  
b)   Septum testis.
c) Tubulus seminiferus, merupakan tabung (saluran) kecil panjang berkelok-kelok dan merupakan isi dari Lobulus.  
d)  Rete testis, merupakan saluran penghubung antara epididimis dengan Lobulus.
e)  Ductus efferentis.  
f) Caput Epididimis, membentuk suatu tonjolan dasar dan agak berbentuk mangkuk yang dimulai pada ujung proximal testis.  
g) Corpus Epididimis, bagian bawah terentang ke bawah, sejajar dengan jalannya vasdeferens, menjalar terus hampir melewati testes, dibagian bawah teats epididimis membelok ke atas.
h) Cauda epididimis, merupakan bagian epididimis yang terletak pada bagian bawah testis yang membelok ke atas. 
i)   Vasdeferens, terentang dari ekor epididimis sampai urethra.

4.2.2. Secara Mikroskopis
1. Tubulus Seminiferus
Tubulus Seminiferus adalah Tubulus pada interior testis dimana sperma dihasilkan.

2.    Duktus Epididimis
Epididimis dibentuk oleh saluran berkelok-kelok secara tidak teratur yang disebut duktus epididimis. Duktus epididimis diperkirakan mempunyai tiga regio : kaput (kepala), korpus (badan), dan kauda (ekor). Permukaan sel epitel duktus ini ditutupi oleh mikrovili panjang yang bercabang dan tidak teratur yang biasa disebut stereosilia. Epitel duktus epididimis turut serta dalam pengambilan dan pencernaan badan-badan residu yang dikeluarkan selama proses spermatogenesis berlangsung. Duktus-duktus epididimis dari setiap testis menyatu untuk membentuk sebuah saluran berdinding tebal dan berotot yang disebut duktus (vas) deferens. Dari setiap testis duktus deferens berjalan keluar dari kantong skrotum dan kembali ke dalam rongga abdomen dan berakhir di ureter di bagian leher kandung kemih. Dinding duktus deferens tebal dan berotot dengan lubang kecil sehingga terasa padat dan dapat diraba (lewat kulit) di bagian leher skrotum dan dapat diikat atau dipotong pada saat vasektomiibentuk oleh saluran berkelok-kelok secara tidak teratur yang disebut duktus epididimis. Duktus epididimis diperkirakan mempunyai tiga regio : kaput (kepala), korpus (badan), dan kauda (ekor). Permukaan sel epitel duktus ini ditutupi oleh mikrovili panjang yang bercabang dan tidak teratur yang biasa disebut stereosilia. Epitel duktus epididimis turut serta dalam pengambilan dan pencernaan badan-badan residu yang dikeluarkan selama proses spermatogenesis berlangsung. Duktus-duktus epididimis dari setiap testis menyatu untuk membentuk sebuah saluran berdinding tebal dan berotot yang disebut duktus (vas) deferens. Dari setiap testis duktus deferens berjalan keluar dari kantong skrotum dan kembali ke dalam rongga abdomen dan berakhir di ureter di bagian leher kandung kemih. Dinding duktus deferens tebal dan berotot dengan lubang kecil sehingga terasa padat dan dapat diraba (lewat kulit) di bagian leher skrotum dan dapat diikat atau dipotong pada saat vasektomi.


BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
   Organ reproduksi ternak jantan meliputi organ reproduksi primer, organ reproduksi sekunder, dan organ reproduksi tambahan atau aksesoris.
 Organ reproduksi primer terdiri dari testis; Organ reproduksi sekunder terdiri dari epididimis, vas defferens/ductus efferent, skrotum, penis; organ reproduksi tambahan/aksesoris terdiri dari vesicula urinaria, kelenjar prostata, kelenjar cowper/bulbo uretralis.













DAFTAR PUSTAKA

Embriologi, Staf Pengajar. 2013. Penuntun Praktikum Embriologi. Aceh : FKH    UNSYIAH.

Histologi, Staf Pengajar. 2010. Buku Ajar Embriologi. Aceh : FKH UNSYIAH.

Partidihardjo, Soebadi. 1987. Ilmu Reproduksi Hewan. Jakarta : Mutiara Sumber Widya




No comments:

Post a Comment