Thursday, 16 May 2013

embrio ayam

-->
PERKEMBANGAN EMBRIO AYAM


LAPORAN PRAKTIKUM EMBRIOLOGI
1.      DESRIWAN ANGGA PUTRA           : 1202101010001
2.      MAHMUDI                                    : 1202101010009
3.      RAUDHATUL JANNAH                   : 1202101010007
4.      FAUZIAH                                        : 1202101010003
5.      WAHDINI RIZKY                             : 1202101010004
6.      AUDI MALDINI                              : 1202101010143
7.      MUHAMMAD AMIN                     : 1202101010005
8.      MELLA RISKY PRIMA                     : 1202101010119

-->
PERKEMBANGAN EMBRIO AYAM


LAPORAN PRAKTIKUM EMBRIOLOGI
1.      DESRIWAN ANGGA PUTRA           : 1202101010001
2.      MAHMUDI                                    : 1202101010009
3.      RAUDHATUL JANNAH                   : 1202101010007
4.      FAUZIAH                                        : 1202101010003
5.      WAHDINI RIZKY                             : 1202101010004
6.      AUDI MALDINI                              : 1202101010143
7.      MUHAMMAD AMIN                     : 1202101010005
8.      MELLA RISKY PRIMA                     : 1202101010119



FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM
2013


BAB 1
PENDAHULUAN

     A.  Latar Belakang

Sistem reproduksi ayam jantan berupa testis ductus (vas) deferens, dan ogan kopulasi yang bentuknya rudimenter ( belum sempurna ). Ayam tidak mempunyai penis. Sperma diproduksi di dalam testis, disalurkan ke luar tubuh melalui ductus deferens yang bermuara pada papilla. Perkawinan ayam jantan dengan ayam betina pada hakikatnya ialah mempersatukan dua kloaka untuk memungkinkan pemancaran sistem yang mengandung sperma.
Sistem reproduksi ayam betina terdiri atas ovarium dan oviduk. Ovarium yang mengandung sekitar 1.000-3.000 folikel dan di dalam folikel terdapat kuning telur (yolk). Ukuran folikel berkisar dari yang mikrokopik hingga yang sebesar yolk, tergantung pada tingkat kemasakan yolk di dalamnya. Setelah sebuah yolk diovulasikan, kemudian diterima oleh infudibulum dan melewati bagian-bagian lain dari oviduk, menjadi telur yang sempurna yang dikeluarkan melalui anus.
Adapun latar belakang di buatnya laporan ini agar praktikan lebih mengetahui  dengan jelas bagaimana perkembangan embrio pada ayam.

     B.  Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mempelajari perkembangan bentuk dan struktur embrio ayam.














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ovarium adalah tempat sintesis hormon steroid seksual, gametogenesis, dan perkembangan serta pemasakan kuning telur (folikel). Oviduk adalah tempat menerima kuning telur masak, sekresi putih telur, dan pembentukan kerabang telur. Pada unggas umumnya dan pada ayam khususnya, hanya ovarium kiri yang berkembang dan berfungsi, sedangkan yang bagian kanan mengalami rudimenter (Anonim, 2010).
Ovarium pada ayam dinamakan juga folikel. Bentuk ovarium seperti buah anggur dan terletak pada rongga perut berdekatan dengan ginjal kiri dan bergantung pada ligamentum meso-ovarium. Besar ovarium pada saat ayam menetas 0,3 g kemudian mencapai panjang 1,5 cm pada ayam betina umur 12 minggu dan mempunyai berat 60 g pada tiga minggu sebelum dewasa kelamin. Ovarium terbagi dalam dua bagian, yaitu cortex pada bagian luar dan medulla pada bagian dalam. Cortex mengandung folikel dan pada folikel terdapat sel-sel telur. Jumlah sel telur dapat mencapai lebih dari 12.000 buah. Namun, sel telur yang mampu masak hanya beberapa buah saja (pada ayam dara dapat mencapai jutaan buah). Folikel akan masak pada 9-10 hari sebelum ovulasi. Karena pengaruh karotenoid pakan ataupun karotenoid yang tersimpan di tubuh ayam yang tidak homogen maka penimbunan materi penyusun folikel menjadikan lapisan konsentris tidak seragam. Proses pembentukan ovum dinamakan vitelogeni (vitelogenesis), yang merupakan sintesis asam lemak di hati yang dikontrol oleh hormon estrogen, kemudian oleh darah diakumulasikan di ovarium sebagai volikel atau ovum yang dinamakan yolk (kuning telur)  (Anonim, 2010).
Dikenal tiga fase perkembangan yolk, yaitu fase cepat antara 4-7 hari sebelum ovulasi dan fase lambat pada 10-8 hari sebelum ovulasi, serta pada 1-2 hari sebelum ovulasi. Akibat perkembangan cepat tersebut maka akan terbentuk gambaran konsentris pada kuning telur. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kadar xantofil dan karotenoid pada pakan yang dibelah oleh latebra yang menghubungkan antara inti yolk dan diskus germinalis. Folikel dikelilingi oleh pembuluh darah, kecuali pada bagian stigma. Apabila ovum masak, stigma akan robek sehingga terjadi ovulasi. Robeknya stigma ini dikontrol oleh hormon LH. Melalui pembuluh darah ini, ovarium mendapat suplai makanan dari aorta dorsalis. Material kimiawi yang diangkut melalui sistem vaskularisasi ke dalam ovarium harus melalui beberapa lapisan, antara lain theca layer yang merupakan lapisan terluar yang bersifat permeabel sehingga memungkinkan cairan plasma dalam menembus ke jaringan di sekelilingnya. Lapisan kedua berupa lamina basalis yang berfungsi sebagai filter untuk menyaring komponen cairan plasma yang lebih besar. Lapisan ketiga sebelum sampai pada oocyte adalah lapisan perivitellin yang berupa material protein bersifat fibrous (berongga) (Anonim, 2010).
Dalam membran plasma, oocyte (calon folikel) berikatan dengan sejumlah reseptor yang akan membentuk endocitic sehingga terbentuklah material penyusun kuning telur. Sehingga besar penyusutan kuning telur adalah material granuler berupa high density lipoprotein (HDL) dan lipovitelin. Senyawa ini dengan ion kuat dan pH tinggi akan membentuk kompleks fosfoprotein, fosvitin, ion kalsium, dan ion besi. Senyawa-senyawa ini membentuk vitelogenin, yaitu prekursor protein yang disintesis di dalam hati sebagai respon terhadap estradiol. Komponen vitelogenin lebih mudah larut dalam darah dalam bentuk kompleks lipida kalsium dan besi. Oleh adanya reseptor pada oocyte, akan terbentuk material kuning telur. proses pembentukan vitelogenin ini dinamakan vitelogenesis (Anonim 2010).
Dalam perkembangannya, embrio dibantu  kantung oleh  kuning telur, amnion, dan alantois. Kantung kuning  yang telur dindingnya dapat menghasilkan enzim. Enzim ini  mengubah isi kuning telur sehingga mudah diserap embrio. Amnion berfungsi sebagai bantal, sedangkan alantois berfungsi pembawa sebagai ke oksigen embrio, menyerap zat asam dari embrio, mengambil yang sisa-sisa pencernaan yang terdapat dalam ginjal dan menyimpannya dalam alantois, serta membantu alantois, serta membantu mencerna albumen (Aspan, 2009).
Penyusun utama kuning telur adalah air, lipoprotein, protein, mineral, dan pigmen. Protein kuning telur diklasifikasikan menjadi dua kategori:
1.    Livetin, yakni protein plasmatik yang terakumulasi pada kuning telur dan disintesis di  hati hampir 60% dari total kuning telur.
2.    Phosvitin dan lipoprotein yang terdiri dari high density lipoprotein (HDL) dan low density lipoprotein (LDL) yang disebut pula dengan granuler dan keduanya disintesis dalam hati. Pada ayam dewasa bertelur setiap hari disintesis 2,5 g protein/hari melalui hati. Sintesis ini dikontrol oleh hormon estrogen. Hasil sintesis bersama-sama dengan ion kalsium, besi dan zinc membentuk molekul kompleks yang mudah larut kemudian masuk ke dalam kuning telur.



BAB III
METODOLOGI

        A.      Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dari praktikum ini yaitu :
Hari/Tanggal  : Kamis,11 April 2013
Waktu            : 14:30 WIB - selesai
Tempat            : Laboratorium Histology jurusan kedokteran Hewan UNSYIAH
        B.       Alat dan Bahan
  1. Alat
Adapun alat yang di gunakan pada praktikum kali ini adalah :
      -      Pinset Anatomi
      -       Mangkuk plastik
      -       Cawan petri

  1. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
      -       Telur ayam masa Inkubasi

C.  Metode Kerja
Adapun metode kerja pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
      1.         Mengambil telur ayam umur inkubasi
      2.                Melingkari tempat embrio yang akan dibuka pada telur tersebut dengan pensil
      3.                Menusuk bagian yang tumpul sehingga gelembung udaranya keluar
      4.           Menusuk kulit telur  yang telah ditandai  dengan menggunakan  pinset dan mengangkatnya
      5.         Mengamati bagian- bagianya .


BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


A.Hasil

Gambar embrio Ayam umur 1 hari masa Inkubasi
Description: D:\Images\1 hari.jpg
Keterangan:
Albumin
Yolk

Gambar embrio Ayam Umur 2 hari
Description: D:\Images\hari 2.jpg
Keterangan :
Albumin,Yolk
Mulai berbentuk jantung berdetak




Gambar Embrio ayam umur 3 hari masa inkubasi
Description: D:\Images\hari 3.jpg
Keterangan:
ü  Albumin
ü  Yolk
ü  Mulai Terbentuk kaki,sayap dan hidung




Gambar embrio ayam umur 4 hari masa inkubasi
Description: D:\Images\hari 4.jpg
Keterangan:
ü  Mata
ü  Tunas kepala
ü  Pembuluh syaraf
ü  Pembentukan jantung









Gambar embrio ayam umur 5 hari masa inkubasi
Description: D:\Images\hari 5.jpg
Keterangan:
ü  Mulai terbentuk mata,kaki,hidung ,lidah
ü  Alantois
ü  Amnion
ü  Anggota bdan tubuh mulai terbentuk



Gambar embrio ayam umur 6 hari masa inkubasi
Description: D:\Images\hari 6.jpg
Keterangan:
ü  Pembentukan Badan
ü  Alantois
ü  Rongga Amniotik
ü  Mata






Gambar Embrio Ayam umur 8 hari
Description: D:\Images\hari 8.jpg
Keterangan:
ü  Badan
ü  Punggung embrio
ü  Chorioalantois
ü  Mata
ü  Pembuluh darah
ü  Kaki(jelas)


Gambar embrio ayam umur 10 hari

Description: D:\Images\Images\hari 10.jpg
Keterangan:
ü  Mata jelas
ü  Punggung
ü  Cairan Amnion
ü  Sisik-sisik kaki
ü  Kaki
ü  Pembuluh Darah

Gambar embrio Ayam umur 13 Hari Masa inkubasi

Description: D:\Images\Images\Hari 13.jpg
Keterangan:
ü  Mata
ü  Chorioantois
ü  Pertumbuhan Bulu
ü  Cairan Amnion
ü  Pembuluh Darah




Gambar Embrio Ayam umur 14 hari Masa inkubasi
Description: D:\Images\Images\Hari 13.jpg
Keterangan:
ü  Mata
ü  Buluh tampak jelas
ü  Kuning telur mulai terserap
ü  Pembentukan tulang-tulang belakang
ü  Pembuluh darah






Gambar embrio ayam umur 17 hari masa inkubasi

Description: D:\Images\Images\hari 17.jpg
Keterangan:
ü  Bentuk kepala normal
ü  Paruh terletak Sempurna
ü  Cairan amnion terserap



Gambar Embrio Ayam umur 20 Hari
Description: D:\Images\Images\hari 20.jpg
Keterangan:
ü  Pusat tertutup semua,embrio menempati seluruh areal kulit
ü  Viteolus terserap semua

B.  Pembahasan
Perkembangan embrio ayam terjadi di  luar tubuh  induknya. Selama berkembang, embrio memperoleh makanan dan perlindungan dari telur berupa kuning telur, albumen, dan kerabang telur. Itulah sebabnya telur unggas selalu relatif besar. Dalam perkembangannya, embrio dibantu  oleh kantung  kuning telur, amnion, dan alantois. Kantung kuning telur  dindingnya dapat menghasilkan enzim. Enzim ini  mengubah isi kuning telur sehingga mudah diserap embrio.
Amnion berfungsi sebagai bantal, sedangkan alantois berfungsi sebagai pembawa oksigen ke embrio, Menyerap zat asam dari embrio, mengambil yang sisa-sisa pencernaan yang terdapat dalam ginjal dan menyimpannya dalam alantois, serta membantu mencerna albumen.
Pengamatan pertama pada telur yang baru keluar dimana bentuk awal embrio pada hari pertama belum terlihat jelas, sel benih berkembang menjadi bentuk seperti cincin dengan bagian tepinya gelap, sedangkan bagian tengahnya agak terang. Bagian tengah ini merupakan sel benih betina yang sudah dibuahi yang dinamakan zygot blastoderm.
Pada pengamatan kedua untuk telur umur inkubasi 3 hari , jantung sudah mulai terbentuk dan masih berdenyut, hal ini disebabkan embrio tersebut sudah mati disebabkan karena kondisi suhu yang tidak sesuai dengan embrio ayam tersebut. Larutan garam fisiologis dengan suhu 40% tersebut berfungsi untuk perendaman telur ayam agar embrio ayam tetap hidup, namun pada prakteknya tidak kami lakuan. Selain jantung, bagian-bagian yang dapat diamati yakni pembuluh darah yang bercabang-cabang dan tersebar, yang berpusat di jantung. Menurut literatur, embrio ayam hari ke tiga jantung terbentuk dan berdenyut serta bentuk embrio sudah mulai tampak. dapat dilihat gelembung bening, kantung amnion, dan awal perkembangan alantois. Gelembung-gelembung bening tersebut nantinya akan menjadi otak. Sementara kantong amnion yang berisi cairan warna putih berfungsi melindungi embrio dari goncangan dan membuat embrio bergerak bebas.
Pada pengamatan ketiga yakni umur telur inkubasi 5 hari. Pada hari ke lima menunjukkan perkembangan embrio yang sangat cepat, dimana pada hari kelima ini embrio tersebut sudah mengalami proses organogenesis, yaitu dimana bentuk dari tubuh embrio tersebut sudah kelihatan. Kami juga tidak dapat melihat detak jantung pada embrio tersebut. Adapun bentuk-bentuk anggota badannya sudah agak kelihatan walaupun masih dalam bentuk yang belum sempurna. Bintik hitam yang ada ditengah-tengah embrio merupakan mata dari anak ayam tersebut. Sedangkan, untuk amnion dan alantoisnya sudah kelihatan sangat jelas. Bila dibandingkan dengan literatur (Infovert, 2010), mengatakan bahwa telur ayam pada umur lima hari, embrionya sudah mulai nampak. Kuncup-kuncup anggota badan sudah mulai terbentuk. Dengan menggunakan mikroskop, dapat dilihat bahwa telah terjadi perkembangan alat reproduksi dan sudah terbentuk jenis kelaminnya. Sementara amnion dan alantois sudah kelihatan sangat jelas.
Pada pengamatan keempat yakni umur telur inkubasi 7 hari, dimana pada hari ini proses pembentukan sistem organ pada embrio ayam hampir lengkap, sehingga pada umur tujuh hari sudah dapat diamati awal mula pembentukan organ-organ dari anak ayam tersebut. Berdasarkan literatur  (Infovert, 2010) Pada umur tujuh hari, paruhnya sudah tampak seperti bintik gelap pada dasar mata. Dengan menggunakan mikroskop dapat dilihat bahagian tubuh lainnya sudah mulai terbentuk, yaitu otak dan leher.























BAB V
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
·         Perkembangan embrio ayam dibantu oleh :
ü  Kuning telur (vitellus)
ü  Amnion selaput yang menyelubungi embrio, berfungsi sebagai bantal agar vitellus tetap berada di tempatnya
ü  Alantois berfungsi untuk mengedarkan zat-zat makanan ke embrio, organ respirasi dan pembuangan sisa metabolisme, dan
ü  Chorion merupakan selaput ekstra embrionik paling luar. chorion bersama- sama dengan alantois berfungsi di dalam pertukaran gas dan air.

·         Perkembangan embrio yang kami amati,yaitu:
ü  Umur 1 hari spesifiknya mulai terbentuknya susunan saraf
ü  Umur 2 hari spesifiknya Jantung,hati darah mulai berkembang
ü  Umur 3 hari spesifiknya Bentuk dan kaki jantung mulai  tergambar
ü  Umur 4 hari spesifiknya Dengan mata tampak pembuluh darah ,dan orhan tubuh lengkap
ü  Umur 5 hari spesifiknya terbentuknya alat reproduksi ,jantung,muka dan pernafasan
ü  Umur 6 hari spesifiknya rongga amniotic tampak
ü  Umur 7 hari spesifiknya Alat tubuh mulai berkembang
ü  Umur 8 hari spesifiknya Bulu asli halus mulai tampak
ü  Umur 10 hari spesifiknya Paruh mulai keras dan bentuk kaki tampak
ü  Umur 13 hari spesifiknya Kerangka mengeras dan alat tubuh mulai dapat dibedakan
ü  Umur 14 hari spesifiknya Embrio berputar mengatur bentuk sejajar telur
ü  Umur 17 hari spesifiknya Bentuk kepala normal
ü  Umur 20 hari spesifiknya vetilin terserap semua dan pusat mulai tertutup ,embrio menempati seluruh areal kulit kecuali rongga udara



Daftar Pustaka


Anonimus,2007.Perkembangan embrio ayam(online),(www.ciptapangan.com,diakses
              Diakses tanggal 23 april 2013,pukul 19:00 wib)

Anonimus,2010.embrio ayam(online),(www.repository.ipb.ac.id,diakses tanggal 23 april 2013
              Pukul 19:25 wib)

Aryulina ,diah.2006.Biologi 3.Erlangga :Jakarta

Wolpert,lewis.2009.the miracle of cells.Qanita:Bandung

Yuwanta,Tri.2004.Dasar ternak unggas.Kanisius:Yogyakarta









FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM
2013


BAB 1
PENDAHULUAN

     A.  Latar Belakang

Sistem reproduksi ayam jantan berupa testis ductus (vas) deferens, dan ogan kopulasi yang bentuknya rudimenter ( belum sempurna ). Ayam tidak mempunyai penis. Sperma diproduksi di dalam testis, disalurkan ke luar tubuh melalui ductus deferens yang bermuara pada papilla. Perkawinan ayam jantan dengan ayam betina pada hakikatnya ialah mempersatukan dua kloaka untuk memungkinkan pemancaran sistem yang mengandung sperma.
Sistem reproduksi ayam betina terdiri atas ovarium dan oviduk. Ovarium yang mengandung sekitar 1.000-3.000 folikel dan di dalam folikel terdapat kuning telur (yolk). Ukuran folikel berkisar dari yang mikrokopik hingga yang sebesar yolk, tergantung pada tingkat kemasakan yolk di dalamnya. Setelah sebuah yolk diovulasikan, kemudian diterima oleh infudibulum dan melewati bagian-bagian lain dari oviduk, menjadi telur yang sempurna yang dikeluarkan melalui anus.
Adapun latar belakang di buatnya laporan ini agar praktikan lebih mengetahui  dengan jelas bagaimana perkembangan embrio pada ayam.

     B.  Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mempelajari perkembangan bentuk dan struktur embrio ayam.














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ovarium adalah tempat sintesis hormon steroid seksual, gametogenesis, dan perkembangan serta pemasakan kuning telur (folikel). Oviduk adalah tempat menerima kuning telur masak, sekresi putih telur, dan pembentukan kerabang telur. Pada unggas umumnya dan pada ayam khususnya, hanya ovarium kiri yang berkembang dan berfungsi, sedangkan yang bagian kanan mengalami rudimenter (Anonim, 2010).
Ovarium pada ayam dinamakan juga folikel. Bentuk ovarium seperti buah anggur dan terletak pada rongga perut berdekatan dengan ginjal kiri dan bergantung pada ligamentum meso-ovarium. Besar ovarium pada saat ayam menetas 0,3 g kemudian mencapai panjang 1,5 cm pada ayam betina umur 12 minggu dan mempunyai berat 60 g pada tiga minggu sebelum dewasa kelamin. Ovarium terbagi dalam dua bagian, yaitu cortex pada bagian luar dan medulla pada bagian dalam. Cortex mengandung folikel dan pada folikel terdapat sel-sel telur. Jumlah sel telur dapat mencapai lebih dari 12.000 buah. Namun, sel telur yang mampu masak hanya beberapa buah saja (pada ayam dara dapat mencapai jutaan buah). Folikel akan masak pada 9-10 hari sebelum ovulasi. Karena pengaruh karotenoid pakan ataupun karotenoid yang tersimpan di tubuh ayam yang tidak homogen maka penimbunan materi penyusun folikel menjadikan lapisan konsentris tidak seragam. Proses pembentukan ovum dinamakan vitelogeni (vitelogenesis), yang merupakan sintesis asam lemak di hati yang dikontrol oleh hormon estrogen, kemudian oleh darah diakumulasikan di ovarium sebagai volikel atau ovum yang dinamakan yolk (kuning telur)  (Anonim, 2010).
Dikenal tiga fase perkembangan yolk, yaitu fase cepat antara 4-7 hari sebelum ovulasi dan fase lambat pada 10-8 hari sebelum ovulasi, serta pada 1-2 hari sebelum ovulasi. Akibat perkembangan cepat tersebut maka akan terbentuk gambaran konsentris pada kuning telur. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kadar xantofil dan karotenoid pada pakan yang dibelah oleh latebra yang menghubungkan antara inti yolk dan diskus germinalis. Folikel dikelilingi oleh pembuluh darah, kecuali pada bagian stigma. Apabila ovum masak, stigma akan robek sehingga terjadi ovulasi. Robeknya stigma ini dikontrol oleh hormon LH. Melalui pembuluh darah ini, ovarium mendapat suplai makanan dari aorta dorsalis. Material kimiawi yang diangkut melalui sistem vaskularisasi ke dalam ovarium harus melalui beberapa lapisan, antara lain theca layer yang merupakan lapisan terluar yang bersifat permeabel sehingga memungkinkan cairan plasma dalam menembus ke jaringan di sekelilingnya. Lapisan kedua berupa lamina basalis yang berfungsi sebagai filter untuk menyaring komponen cairan plasma yang lebih besar. Lapisan ketiga sebelum sampai pada oocyte adalah lapisan perivitellin yang berupa material protein bersifat fibrous (berongga) (Anonim, 2010).
Dalam membran plasma, oocyte (calon folikel) berikatan dengan sejumlah reseptor yang akan membentuk endocitic sehingga terbentuklah material penyusun kuning telur. Sehingga besar penyusutan kuning telur adalah material granuler berupa high density lipoprotein (HDL) dan lipovitelin. Senyawa ini dengan ion kuat dan pH tinggi akan membentuk kompleks fosfoprotein, fosvitin, ion kalsium, dan ion besi. Senyawa-senyawa ini membentuk vitelogenin, yaitu prekursor protein yang disintesis di dalam hati sebagai respon terhadap estradiol. Komponen vitelogenin lebih mudah larut dalam darah dalam bentuk kompleks lipida kalsium dan besi. Oleh adanya reseptor pada oocyte, akan terbentuk material kuning telur. proses pembentukan vitelogenin ini dinamakan vitelogenesis (Anonim 2010).
Dalam perkembangannya, embrio dibantu  kantung oleh  kuning telur, amnion, dan alantois. Kantung kuning  yang telur dindingnya dapat menghasilkan enzim. Enzim ini  mengubah isi kuning telur sehingga mudah diserap embrio. Amnion berfungsi sebagai bantal, sedangkan alantois berfungsi pembawa sebagai ke oksigen embrio, menyerap zat asam dari embrio, mengambil yang sisa-sisa pencernaan yang terdapat dalam ginjal dan menyimpannya dalam alantois, serta membantu alantois, serta membantu mencerna albumen (Aspan, 2009).
Penyusun utama kuning telur adalah air, lipoprotein, protein, mineral, dan pigmen. Protein kuning telur diklasifikasikan menjadi dua kategori:
1.    Livetin, yakni protein plasmatik yang terakumulasi pada kuning telur dan disintesis di  hati hampir 60% dari total kuning telur.
2.    Phosvitin dan lipoprotein yang terdiri dari high density lipoprotein (HDL) dan low density lipoprotein (LDL) yang disebut pula dengan granuler dan keduanya disintesis dalam hati. Pada ayam dewasa bertelur setiap hari disintesis 2,5 g protein/hari melalui hati. Sintesis ini dikontrol oleh hormon estrogen. Hasil sintesis bersama-sama dengan ion kalsium, besi dan zinc membentuk molekul kompleks yang mudah larut kemudian masuk ke dalam kuning telur.



BAB III
METODOLOGI

        A.      Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dari praktikum ini yaitu :
Hari/Tanggal  : Kamis,11 April 2013
Waktu            : 14:30 WIB - selesai
Tempat            : Laboratorium Histology jurusan kedokteran Hewan UNSYIAH
        B.       Alat dan Bahan
  1. Alat
Adapun alat yang di gunakan pada praktikum kali ini adalah :
      -      Pinset Anatomi
      -       Mangkuk plastik
      -       Cawan petri

  1. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
      -       Telur ayam masa Inkubasi

C.  Metode Kerja
Adapun metode kerja pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
      1.         Mengambil telur ayam umur inkubasi
      2.                Melingkari tempat embrio yang akan dibuka pada telur tersebut dengan pensil
      3.                Menusuk bagian yang tumpul sehingga gelembung udaranya keluar
      4.           Menusuk kulit telur  yang telah ditandai  dengan menggunakan  pinset dan mengangkatnya
      5.         Mengamati bagian- bagianya .


BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


A.Hasil

Gambar embrio Ayam umur 1 hari masa Inkubasi

Keterangan:
Albumin
Yolk

Gambar embrio Ayam Umur 2 hari
Description: D:\Images\hari 2.jpg
Keterangan :
Albumin,Yolk
Mulai berbentuk jantung berdetak
-->
PERKEMBANGAN EMBRIO AYAM


LAPORAN PRAKTIKUM EMBRIOLOGI
1.      DESRIWAN ANGGA PUTRA           : 1202101010001
2.      MAHMUDI                                    : 1202101010009
3.      RAUDHATUL JANNAH                   : 1202101010007
4.      FAUZIAH                                        : 1202101010003
5.      WAHDINI RIZKY                             : 1202101010004
6.      AUDI MALDINI                              : 1202101010143
7.      MUHAMMAD AMIN                     : 1202101010005
8.      MELLA RISKY PRIMA                     : 1202101010119

Description: D:\fThOe\kAtA2 mUZlim\logo\unsyiah-logo.jpg


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM
2013


BAB 1
PENDAHULUAN

     A.  Latar Belakang

Sistem reproduksi ayam jantan berupa testis ductus (vas) deferens, dan ogan kopulasi yang bentuknya rudimenter ( belum sempurna ). Ayam tidak mempunyai penis. Sperma diproduksi di dalam testis, disalurkan ke luar tubuh melalui ductus deferens yang bermuara pada papilla. Perkawinan ayam jantan dengan ayam betina pada hakikatnya ialah mempersatukan dua kloaka untuk memungkinkan pemancaran sistem yang mengandung sperma.
Sistem reproduksi ayam betina terdiri atas ovarium dan oviduk. Ovarium yang mengandung sekitar 1.000-3.000 folikel dan di dalam folikel terdapat kuning telur (yolk). Ukuran folikel berkisar dari yang mikrokopik hingga yang sebesar yolk, tergantung pada tingkat kemasakan yolk di dalamnya. Setelah sebuah yolk diovulasikan, kemudian diterima oleh infudibulum dan melewati bagian-bagian lain dari oviduk, menjadi telur yang sempurna yang dikeluarkan melalui anus.
Adapun latar belakang di buatnya laporan ini agar praktikan lebih mengetahui  dengan jelas bagaimana perkembangan embrio pada ayam.

     B.  Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mempelajari perkembangan bentuk dan struktur embrio ayam.














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ovarium adalah tempat sintesis hormon steroid seksual, gametogenesis, dan perkembangan serta pemasakan kuning telur (folikel). Oviduk adalah tempat menerima kuning telur masak, sekresi putih telur, dan pembentukan kerabang telur. Pada unggas umumnya dan pada ayam khususnya, hanya ovarium kiri yang berkembang dan berfungsi, sedangkan yang bagian kanan mengalami rudimenter (Anonim, 2010).
Ovarium pada ayam dinamakan juga folikel. Bentuk ovarium seperti buah anggur dan terletak pada rongga perut berdekatan dengan ginjal kiri dan bergantung pada ligamentum meso-ovarium. Besar ovarium pada saat ayam menetas 0,3 g kemudian mencapai panjang 1,5 cm pada ayam betina umur 12 minggu dan mempunyai berat 60 g pada tiga minggu sebelum dewasa kelamin. Ovarium terbagi dalam dua bagian, yaitu cortex pada bagian luar dan medulla pada bagian dalam. Cortex mengandung folikel dan pada folikel terdapat sel-sel telur. Jumlah sel telur dapat mencapai lebih dari 12.000 buah. Namun, sel telur yang mampu masak hanya beberapa buah saja (pada ayam dara dapat mencapai jutaan buah). Folikel akan masak pada 9-10 hari sebelum ovulasi. Karena pengaruh karotenoid pakan ataupun karotenoid yang tersimpan di tubuh ayam yang tidak homogen maka penimbunan materi penyusun folikel menjadikan lapisan konsentris tidak seragam. Proses pembentukan ovum dinamakan vitelogeni (vitelogenesis), yang merupakan sintesis asam lemak di hati yang dikontrol oleh hormon estrogen, kemudian oleh darah diakumulasikan di ovarium sebagai volikel atau ovum yang dinamakan yolk (kuning telur)  (Anonim, 2010).
Dikenal tiga fase perkembangan yolk, yaitu fase cepat antara 4-7 hari sebelum ovulasi dan fase lambat pada 10-8 hari sebelum ovulasi, serta pada 1-2 hari sebelum ovulasi. Akibat perkembangan cepat tersebut maka akan terbentuk gambaran konsentris pada kuning telur. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kadar xantofil dan karotenoid pada pakan yang dibelah oleh latebra yang menghubungkan antara inti yolk dan diskus germinalis. Folikel dikelilingi oleh pembuluh darah, kecuali pada bagian stigma. Apabila ovum masak, stigma akan robek sehingga terjadi ovulasi. Robeknya stigma ini dikontrol oleh hormon LH. Melalui pembuluh darah ini, ovarium mendapat suplai makanan dari aorta dorsalis. Material kimiawi yang diangkut melalui sistem vaskularisasi ke dalam ovarium harus melalui beberapa lapisan, antara lain theca layer yang merupakan lapisan terluar yang bersifat permeabel sehingga memungkinkan cairan plasma dalam menembus ke jaringan di sekelilingnya. Lapisan kedua berupa lamina basalis yang berfungsi sebagai filter untuk menyaring komponen cairan plasma yang lebih besar. Lapisan ketiga sebelum sampai pada oocyte adalah lapisan perivitellin yang berupa material protein bersifat fibrous (berongga) (Anonim, 2010).
Dalam membran plasma, oocyte (calon folikel) berikatan dengan sejumlah reseptor yang akan membentuk endocitic sehingga terbentuklah material penyusun kuning telur. Sehingga besar penyusutan kuning telur adalah material granuler berupa high density lipoprotein (HDL) dan lipovitelin. Senyawa ini dengan ion kuat dan pH tinggi akan membentuk kompleks fosfoprotein, fosvitin, ion kalsium, dan ion besi. Senyawa-senyawa ini membentuk vitelogenin, yaitu prekursor protein yang disintesis di dalam hati sebagai respon terhadap estradiol. Komponen vitelogenin lebih mudah larut dalam darah dalam bentuk kompleks lipida kalsium dan besi. Oleh adanya reseptor pada oocyte, akan terbentuk material kuning telur. proses pembentukan vitelogenin ini dinamakan vitelogenesis (Anonim 2010).
Dalam perkembangannya, embrio dibantu  kantung oleh  kuning telur, amnion, dan alantois. Kantung kuning  yang telur dindingnya dapat menghasilkan enzim. Enzim ini  mengubah isi kuning telur sehingga mudah diserap embrio. Amnion berfungsi sebagai bantal, sedangkan alantois berfungsi pembawa sebagai ke oksigen embrio, menyerap zat asam dari embrio, mengambil yang sisa-sisa pencernaan yang terdapat dalam ginjal dan menyimpannya dalam alantois, serta membantu alantois, serta membantu mencerna albumen (Aspan, 2009).
Penyusun utama kuning telur adalah air, lipoprotein, protein, mineral, dan pigmen. Protein kuning telur diklasifikasikan menjadi dua kategori:
1.    Livetin, yakni protein plasmatik yang terakumulasi pada kuning telur dan disintesis di  hati hampir 60% dari total kuning telur.
2.    Phosvitin dan lipoprotein yang terdiri dari high density lipoprotein (HDL) dan low density lipoprotein (LDL) yang disebut pula dengan granuler dan keduanya disintesis dalam hati. Pada ayam dewasa bertelur setiap hari disintesis 2,5 g protein/hari melalui hati. Sintesis ini dikontrol oleh hormon estrogen. Hasil sintesis bersama-sama dengan ion kalsium, besi dan zinc membentuk molekul kompleks yang mudah larut kemudian masuk ke dalam kuning telur.



BAB III
METODOLOGI

        A.      Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dari praktikum ini yaitu :
Hari/Tanggal  : Kamis,11 April 2013
Waktu            : 14:30 WIB - selesai
Tempat            : Laboratorium Histology jurusan kedokteran Hewan UNSYIAH
        B.       Alat dan Bahan
  1. Alat
Adapun alat yang di gunakan pada praktikum kali ini adalah :
      -      Pinset Anatomi
      -       Mangkuk plastik
      -       Cawan petri

  1. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
      -       Telur ayam masa Inkubasi

C.  Metode Kerja
Adapun metode kerja pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
      1.         Mengambil telur ayam umur inkubasi
      2.                Melingkari tempat embrio yang akan dibuka pada telur tersebut dengan pensil
      3.                Menusuk bagian yang tumpul sehingga gelembung udaranya keluar
      4.           Menusuk kulit telur  yang telah ditandai  dengan menggunakan  pinset dan mengangkatnya
      5.         Mengamati bagian- bagianya .


BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


A.Hasil

Gambar embrio Ayam umur 1 hari masa Inkubasi
Description: D:\Images\1 hari.jpg
Keterangan:
Albumin
Yolk

Gambar embrio Ayam Umur 2 hari
Description: D:\Images\hari 2.jpg
Keterangan :
Albumin,Yolk
Mulai berbentuk jantung berdetak




Gambar Embrio ayam umur 3 hari masa inkubasi
Description: D:\Images\hari 3.jpg
Keterangan:
ü  Albumin
ü  Yolk
ü  Mulai Terbentuk kaki,sayap dan hidung




Gambar embrio ayam umur 4 hari masa inkubasi
Description: D:\Images\hari 4.jpg
Keterangan:
ü  Mata
ü  Tunas kepala
ü  Pembuluh syaraf
ü  Pembentukan jantung









Gambar embrio ayam umur 5 hari masa inkubasi
Description: D:\Images\hari 5.jpg
Keterangan:
ü  Mulai terbentuk mata,kaki,hidung ,lidah
ü  Alantois
ü  Amnion
ü  Anggota bdan tubuh mulai terbentuk



Gambar embrio ayam umur 6 hari masa inkubasi
Description: D:\Images\hari 6.jpg
Keterangan:
ü  Pembentukan Badan
ü  Alantois
ü  Rongga Amniotik
ü  Mata






Gambar Embrio Ayam umur 8 hari
Description: D:\Images\hari 8.jpg
Keterangan:
ü  Badan
ü  Punggung embrio
ü  Chorioalantois
ü  Mata
ü  Pembuluh darah
ü  Kaki(jelas)


Gambar embrio ayam umur 10 hari

Description: D:\Images\Images\hari 10.jpg
Keterangan:
ü  Mata jelas
ü  Punggung
ü  Cairan Amnion
ü  Sisik-sisik kaki
ü  Kaki
ü  Pembuluh Darah

Gambar embrio Ayam umur 13 Hari Masa inkubasi

Description: D:\Images\Images\Hari 13.jpg
Keterangan:
ü  Mata
ü  Chorioantois
ü  Pertumbuhan Bulu
ü  Cairan Amnion
ü  Pembuluh Darah




Gambar Embrio Ayam umur 14 hari Masa inkubasi
Description: D:\Images\Images\Hari 13.jpg
Keterangan:
ü  Mata
ü  Buluh tampak jelas
ü  Kuning telur mulai terserap
ü  Pembentukan tulang-tulang belakang
ü  Pembuluh darah






Gambar embrio ayam umur 17 hari masa inkubasi

Description: D:\Images\Images\hari 17.jpg
Keterangan:
ü  Bentuk kepala normal
ü  Paruh terletak Sempurna
ü  Cairan amnion terserap



Gambar Embrio Ayam umur 20 Hari
Description: D:\Images\Images\hari 20.jpg
Keterangan:
ü  Pusat tertutup semua,embrio menempati seluruh areal kulit
ü  Viteolus terserap semua

B.  Pembahasan
Perkembangan embrio ayam terjadi di  luar tubuh  induknya. Selama berkembang, embrio memperoleh makanan dan perlindungan dari telur berupa kuning telur, albumen, dan kerabang telur. Itulah sebabnya telur unggas selalu relatif besar. Dalam perkembangannya, embrio dibantu  oleh kantung  kuning telur, amnion, dan alantois. Kantung kuning telur  dindingnya dapat menghasilkan enzim. Enzim ini  mengubah isi kuning telur sehingga mudah diserap embrio.
Amnion berfungsi sebagai bantal, sedangkan alantois berfungsi sebagai pembawa oksigen ke embrio, Menyerap zat asam dari embrio, mengambil yang sisa-sisa pencernaan yang terdapat dalam ginjal dan menyimpannya dalam alantois, serta membantu mencerna albumen.
Pengamatan pertama pada telur yang baru keluar dimana bentuk awal embrio pada hari pertama belum terlihat jelas, sel benih berkembang menjadi bentuk seperti cincin dengan bagian tepinya gelap, sedangkan bagian tengahnya agak terang. Bagian tengah ini merupakan sel benih betina yang sudah dibuahi yang dinamakan zygot blastoderm.
Pada pengamatan kedua untuk telur umur inkubasi 3 hari , jantung sudah mulai terbentuk dan masih berdenyut, hal ini disebabkan embrio tersebut sudah mati disebabkan karena kondisi suhu yang tidak sesuai dengan embrio ayam tersebut. Larutan garam fisiologis dengan suhu 40% tersebut berfungsi untuk perendaman telur ayam agar embrio ayam tetap hidup, namun pada prakteknya tidak kami lakuan. Selain jantung, bagian-bagian yang dapat diamati yakni pembuluh darah yang bercabang-cabang dan tersebar, yang berpusat di jantung. Menurut literatur, embrio ayam hari ke tiga jantung terbentuk dan berdenyut serta bentuk embrio sudah mulai tampak. dapat dilihat gelembung bening, kantung amnion, dan awal perkembangan alantois. Gelembung-gelembung bening tersebut nantinya akan menjadi otak. Sementara kantong amnion yang berisi cairan warna putih berfungsi melindungi embrio dari goncangan dan membuat embrio bergerak bebas.
Pada pengamatan ketiga yakni umur telur inkubasi 5 hari. Pada hari ke lima menunjukkan perkembangan embrio yang sangat cepat, dimana pada hari kelima ini embrio tersebut sudah mengalami proses organogenesis, yaitu dimana bentuk dari tubuh embrio tersebut sudah kelihatan. Kami juga tidak dapat melihat detak jantung pada embrio tersebut. Adapun bentuk-bentuk anggota badannya sudah agak kelihatan walaupun masih dalam bentuk yang belum sempurna. Bintik hitam yang ada ditengah-tengah embrio merupakan mata dari anak ayam tersebut. Sedangkan, untuk amnion dan alantoisnya sudah kelihatan sangat jelas. Bila dibandingkan dengan literatur (Infovert, 2010), mengatakan bahwa telur ayam pada umur lima hari, embrionya sudah mulai nampak. Kuncup-kuncup anggota badan sudah mulai terbentuk. Dengan menggunakan mikroskop, dapat dilihat bahwa telah terjadi perkembangan alat reproduksi dan sudah terbentuk jenis kelaminnya. Sementara amnion dan alantois sudah kelihatan sangat jelas.
Pada pengamatan keempat yakni umur telur inkubasi 7 hari, dimana pada hari ini proses pembentukan sistem organ pada embrio ayam hampir lengkap, sehingga pada umur tujuh hari sudah dapat diamati awal mula pembentukan organ-organ dari anak ayam tersebut. Berdasarkan literatur  (Infovert, 2010) Pada umur tujuh hari, paruhnya sudah tampak seperti bintik gelap pada dasar mata. Dengan menggunakan mikroskop dapat dilihat bahagian tubuh lainnya sudah mulai terbentuk, yaitu otak dan leher.























BAB V
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
·         Perkembangan embrio ayam dibantu oleh :
ü  Kuning telur (vitellus)
ü  Amnion selaput yang menyelubungi embrio, berfungsi sebagai bantal agar vitellus tetap berada di tempatnya
ü  Alantois berfungsi untuk mengedarkan zat-zat makanan ke embrio, organ respirasi dan pembuangan sisa metabolisme, dan
ü  Chorion merupakan selaput ekstra embrionik paling luar. chorion bersama- sama dengan alantois berfungsi di dalam pertukaran gas dan air.

·         Perkembangan embrio yang kami amati,yaitu:
ü  Umur 1 hari spesifiknya mulai terbentuknya susunan saraf
ü  Umur 2 hari spesifiknya Jantung,hati darah mulai berkembang
ü  Umur 3 hari spesifiknya Bentuk dan kaki jantung mulai  tergambar
ü  Umur 4 hari spesifiknya Dengan mata tampak pembuluh darah ,dan orhan tubuh lengkap
ü  Umur 5 hari spesifiknya terbentuknya alat reproduksi ,jantung,muka dan pernafasan
ü  Umur 6 hari spesifiknya rongga amniotic tampak
ü  Umur 7 hari spesifiknya Alat tubuh mulai berkembang
ü  Umur 8 hari spesifiknya Bulu asli halus mulai tampak
ü  Umur 10 hari spesifiknya Paruh mulai keras dan bentuk kaki tampak
ü  Umur 13 hari spesifiknya Kerangka mengeras dan alat tubuh mulai dapat dibedakan
ü  Umur 14 hari spesifiknya Embrio berputar mengatur bentuk sejajar telur
ü  Umur 17 hari spesifiknya Bentuk kepala normal
ü  Umur 20 hari spesifiknya vetilin terserap semua dan pusat mulai tertutup ,embrio menempati seluruh areal kulit kecuali rongga udara



Daftar Pustaka


Anonimus,2007.Perkembangan embrio ayam(online),(www.ciptapangan.com,diakses
              Diakses tanggal 23 april 2013,pukul 19:00 wib)

Anonimus,2010.embrio ayam(online),(www.repository.ipb.ac.id,diakses tanggal 23 april 2013
              Pukul 19:25 wib)

Aryulina ,diah.2006.Biologi 3.Erlangga :Jakarta

Wolpert,lewis.2009.the miracle of cells.Qanita:Bandung

Yuwanta,Tri.2004.Dasar ternak unggas.Kanisius:Yogyakarta












Gambar Embrio ayam umur 3 hari masa inkubasi
Keterangan:
ü  Albumin
ü  Yolk
ü  Mulai Terbentuk kaki,sayap dan hidung




Gambar embrio ayam umur 4 hari masa inkubasi
Description: D:\Images\hari 4.jpg
Keterangan:
ü  Mata
ü  Tunas kepala
ü  Pembuluh syaraf
ü  Pembentukan jantung









Gambar embrio ayam umur 5 hari masa inkubasi
Description: D:\Images\hari 5.jpg
Keterangan:
ü  Mulai terbentuk mata,kaki,hidung ,lidah
ü  Alantois
ü  Amnion
ü  Anggota bdan tubuh mulai terbentuk



Gambar embrio ayam umur 6 hari masa inkubasi
Description: D:\Images\hari 6.jpg
Keterangan:
ü  Pembentukan Badan
ü  Alantois
ü  Rongga Amniotik
ü  Mata






Gambar Embrio Ayam umur 8 hari
Description: D:\Images\hari 8.jpg
Keterangan:
ü  Badan
ü  Punggung embrio
ü  Chorioalantois
ü  Mata
ü  Pembuluh darah
ü  Kaki(jelas)


Gambar embrio ayam umur 10 hari

Description: D:\Images\Images\hari 10.jpg
Keterangan:
ü  Mata jelas
ü  Punggung
ü  Cairan Amnion
ü  Sisik-sisik kaki
ü  Kaki
ü  Pembuluh Darah

Gambar embrio Ayam umur 13 Hari Masa inkubasi

Description: D:\Images\Images\Hari 13.jpg
Keterangan:
ü  Mata
ü  Chorioantois
ü  Pertumbuhan Bulu
ü  Cairan Amnion
ü  Pembuluh Darah




Gambar Embrio Ayam umur 14 hari Masa inkubasi
Description: D:\Images\Images\Hari 13.jpg
Keterangan:
ü  Mata
ü  Buluh tampak jelas
ü  Kuning telur mulai terserap
ü  Pembentukan tulang-tulang belakang
ü  Pembuluh darah






Gambar embrio ayam umur 17 hari masa inkubasi

Description: D:\Images\Images\hari 17.jpg
Keterangan:
ü  Bentuk kepala normal
ü  Paruh terletak Sempurna
ü  Cairan amnion terserap



Gambar Embrio Ayam umur 20 Hari
Description: D:\Images\Images\hari 20.jpg
Keterangan:
ü  Pusat tertutup semua,embrio menempati seluruh areal kulit
ü  Viteolus terserap semua

B.  Pembahasan
Perkembangan embrio ayam terjadi di  luar tubuh  induknya. Selama berkembang, embrio memperoleh makanan dan perlindungan dari telur berupa kuning telur, albumen, dan kerabang telur. Itulah sebabnya telur unggas selalu relatif besar. Dalam perkembangannya, embrio dibantu  oleh kantung  kuning telur, amnion, dan alantois. Kantung kuning telur  dindingnya dapat menghasilkan enzim. Enzim ini  mengubah isi kuning telur sehingga mudah diserap embrio.
Amnion berfungsi sebagai bantal, sedangkan alantois berfungsi sebagai pembawa oksigen ke embrio, Menyerap zat asam dari embrio, mengambil yang sisa-sisa pencernaan yang terdapat dalam ginjal dan menyimpannya dalam alantois, serta membantu mencerna albumen.
Pengamatan pertama pada telur yang baru keluar dimana bentuk awal embrio pada hari pertama belum terlihat jelas, sel benih berkembang menjadi bentuk seperti cincin dengan bagian tepinya gelap, sedangkan bagian tengahnya agak terang. Bagian tengah ini merupakan sel benih betina yang sudah dibuahi yang dinamakan zygot blastoderm.
Pada pengamatan kedua untuk telur umur inkubasi 3 hari , jantung sudah mulai terbentuk dan masih berdenyut, hal ini disebabkan embrio tersebut sudah mati disebabkan karena kondisi suhu yang tidak sesuai dengan embrio ayam tersebut. Larutan garam fisiologis dengan suhu 40% tersebut berfungsi untuk perendaman telur ayam agar embrio ayam tetap hidup, namun pada prakteknya tidak kami lakuan. Selain jantung, bagian-bagian yang dapat diamati yakni pembuluh darah yang bercabang-cabang dan tersebar, yang berpusat di jantung. Menurut literatur, embrio ayam hari ke tiga jantung terbentuk dan berdenyut serta bentuk embrio sudah mulai tampak. dapat dilihat gelembung bening, kantung amnion, dan awal perkembangan alantois. Gelembung-gelembung bening tersebut nantinya akan menjadi otak. Sementara kantong amnion yang berisi cairan warna putih berfungsi melindungi embrio dari goncangan dan membuat embrio bergerak bebas.
Pada pengamatan ketiga yakni umur telur inkubasi 5 hari. Pada hari ke lima menunjukkan perkembangan embrio yang sangat cepat, dimana pada hari kelima ini embrio tersebut sudah mengalami proses organogenesis, yaitu dimana bentuk dari tubuh embrio tersebut sudah kelihatan. Kami juga tidak dapat melihat detak jantung pada embrio tersebut. Adapun bentuk-bentuk anggota badannya sudah agak kelihatan walaupun masih dalam bentuk yang belum sempurna. Bintik hitam yang ada ditengah-tengah embrio merupakan mata dari anak ayam tersebut. Sedangkan, untuk amnion dan alantoisnya sudah kelihatan sangat jelas. Bila dibandingkan dengan literatur (Infovert, 2010), mengatakan bahwa telur ayam pada umur lima hari, embrionya sudah mulai nampak. Kuncup-kuncup anggota badan sudah mulai terbentuk. Dengan menggunakan mikroskop, dapat dilihat bahwa telah terjadi perkembangan alat reproduksi dan sudah terbentuk jenis kelaminnya. Sementara amnion dan alantois sudah kelihatan sangat jelas.
Pada pengamatan keempat yakni umur telur inkubasi 7 hari, dimana pada hari ini proses pembentukan sistem organ pada embrio ayam hampir lengkap, sehingga pada umur tujuh hari sudah dapat diamati awal mula pembentukan organ-organ dari anak ayam tersebut. Berdasarkan literatur  (Infovert, 2010) Pada umur tujuh hari, paruhnya sudah tampak seperti bintik gelap pada dasar mata. Dengan menggunakan mikroskop dapat dilihat bahagian tubuh lainnya sudah mulai terbentuk, yaitu otak dan leher.























BAB V
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
·         Perkembangan embrio ayam dibantu oleh :
ü  Kuning telur (vitellus)
ü  Amnion selaput yang menyelubungi embrio, berfungsi sebagai bantal agar vitellus tetap berada di tempatnya
ü  Alantois berfungsi untuk mengedarkan zat-zat makanan ke embrio, organ respirasi dan pembuangan sisa metabolisme, dan
ü  Chorion merupakan selaput ekstra embrionik paling luar. chorion bersama- sama dengan alantois berfungsi di dalam pertukaran gas dan air.

·         Perkembangan embrio yang kami amati,yaitu:
ü  Umur 1 hari spesifiknya mulai terbentuknya susunan saraf
ü  Umur 2 hari spesifiknya Jantung,hati darah mulai berkembang
ü  Umur 3 hari spesifiknya Bentuk dan kaki jantung mulai  tergambar
ü  Umur 4 hari spesifiknya Dengan mata tampak pembuluh darah ,dan orhan tubuh lengkap
ü  Umur 5 hari spesifiknya terbentuknya alat reproduksi ,jantung,muka dan pernafasan
ü  Umur 6 hari spesifiknya rongga amniotic tampak
ü  Umur 7 hari spesifiknya Alat tubuh mulai berkembang
ü  Umur 8 hari spesifiknya Bulu asli halus mulai tampak
ü  Umur 10 hari spesifiknya Paruh mulai keras dan bentuk kaki tampak
ü  Umur 13 hari spesifiknya Kerangka mengeras dan alat tubuh mulai dapat dibedakan
ü  Umur 14 hari spesifiknya Embrio berputar mengatur bentuk sejajar telur
ü  Umur 17 hari spesifiknya Bentuk kepala normal
ü  Umur 20 hari spesifiknya vetilin terserap semua dan pusat mulai tertutup ,embrio menempati seluruh areal kulit kecuali rongga udara



Daftar Pustaka


Anonimus,2007.Perkembangan embrio ayam(online),(www.ciptapangan.com,diakses
              Diakses tanggal 23 april 2013,pukul 19:00 wib)

Anonimus,2010.embrio ayam(online),(www.repository.ipb.ac.id,diakses tanggal 23 april 2013
              Pukul 19:25 wib)

Aryulina ,diah.2006.Biologi 3.Erlangga :Jakarta

Wolpert,lewis.2009.the miracle of cells.Qanita:Bandung

Yuwanta,Tri.2004.Dasar ternak unggas.Kanisius:Yogyakarta







No comments:

Post a Comment