PERKEMBANGAN EMBRIO AYAM

1. DESRIWAN ANGGA PUTRA : 1202101010001
2. MAHMUDI :
1202101010009
3. RAUDHATUL JANNAH : 1202101010007
4. FAUZIAH :
1202101010003
5. WAHDINI RIZKY : 1202101010004
6. AUDI MALDINI : 1202101010143
7. MUHAMMAD AMIN : 1202101010005
8. MELLA RISKY PRIMA : 1202101010119
PERKEMBANGAN EMBRIO AYAM

1. DESRIWAN ANGGA PUTRA : 1202101010001
2. MAHMUDI :
1202101010009
3. RAUDHATUL JANNAH : 1202101010007
4. FAUZIAH :
1202101010003
5. WAHDINI RIZKY : 1202101010004
6. AUDI MALDINI : 1202101010143
8. MELLA RISKY PRIMA : 1202101010119
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM
2013
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sistem reproduksi ayam jantan berupa testis ductus (vas)
deferens, dan ogan kopulasi yang bentuknya rudimenter ( belum sempurna
). Ayam tidak mempunyai penis. Sperma diproduksi di dalam testis, disalurkan ke
luar tubuh melalui ductus deferens yang bermuara pada papilla. Perkawinan ayam
jantan dengan ayam betina pada hakikatnya ialah mempersatukan dua kloaka untuk
memungkinkan pemancaran sistem yang mengandung sperma.
Sistem reproduksi ayam betina terdiri atas ovarium dan
oviduk. Ovarium yang mengandung sekitar 1.000-3.000 folikel dan di dalam
folikel terdapat kuning telur (yolk). Ukuran folikel berkisar dari yang
mikrokopik hingga yang sebesar yolk, tergantung pada tingkat kemasakan yolk di
dalamnya. Setelah sebuah yolk diovulasikan, kemudian diterima oleh infudibulum
dan melewati bagian-bagian lain dari oviduk, menjadi telur yang sempurna yang
dikeluarkan melalui anus.
Adapun latar belakang di buatnya laporan ini agar praktikan
lebih mengetahui dengan jelas bagaimana perkembangan embrio pada ayam.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk
mempelajari perkembangan bentuk dan struktur embrio ayam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ovarium adalah tempat sintesis hormon steroid seksual,
gametogenesis, dan perkembangan serta pemasakan kuning telur (folikel). Oviduk
adalah tempat menerima kuning telur masak, sekresi putih telur, dan pembentukan
kerabang telur. Pada unggas umumnya dan pada ayam khususnya, hanya ovarium kiri
yang berkembang dan berfungsi, sedangkan yang bagian kanan mengalami rudimenter
(Anonim, 2010).
Ovarium pada ayam dinamakan juga folikel. Bentuk ovarium
seperti buah anggur dan terletak pada rongga perut berdekatan dengan ginjal
kiri dan bergantung pada ligamentum meso-ovarium. Besar ovarium pada saat ayam
menetas 0,3 g kemudian mencapai panjang 1,5 cm pada ayam betina umur 12 minggu
dan mempunyai berat 60 g pada tiga minggu sebelum dewasa kelamin. Ovarium
terbagi dalam dua bagian, yaitu cortex pada bagian luar dan medulla pada bagian
dalam. Cortex mengandung folikel dan pada folikel terdapat sel-sel telur.
Jumlah sel telur dapat mencapai lebih dari 12.000 buah. Namun, sel telur yang
mampu masak hanya beberapa buah saja (pada ayam dara dapat mencapai jutaan
buah). Folikel akan masak pada 9-10 hari sebelum ovulasi. Karena pengaruh
karotenoid pakan ataupun karotenoid yang tersimpan di tubuh ayam yang tidak
homogen maka penimbunan materi penyusun folikel menjadikan lapisan konsentris
tidak seragam. Proses pembentukan ovum dinamakan vitelogeni (vitelogenesis),
yang merupakan sintesis asam lemak di hati yang dikontrol oleh hormon estrogen,
kemudian oleh darah diakumulasikan di ovarium sebagai volikel atau ovum yang
dinamakan yolk (kuning telur) (Anonim, 2010).
Dikenal tiga fase perkembangan yolk, yaitu fase cepat antara
4-7 hari sebelum ovulasi dan fase lambat pada 10-8 hari sebelum ovulasi, serta
pada 1-2 hari sebelum ovulasi. Akibat perkembangan cepat tersebut maka akan
terbentuk gambaran konsentris pada kuning telur. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan kadar xantofil dan karotenoid pada pakan yang dibelah oleh latebra
yang menghubungkan antara inti yolk dan diskus germinalis. Folikel dikelilingi
oleh pembuluh darah, kecuali pada bagian stigma. Apabila ovum masak, stigma
akan robek sehingga terjadi ovulasi. Robeknya stigma ini dikontrol oleh hormon
LH. Melalui pembuluh darah ini, ovarium mendapat suplai makanan dari aorta
dorsalis. Material kimiawi yang diangkut melalui sistem vaskularisasi ke dalam
ovarium harus melalui beberapa lapisan, antara lain theca layer yang merupakan
lapisan terluar yang bersifat permeabel sehingga memungkinkan cairan plasma
dalam menembus ke jaringan di sekelilingnya. Lapisan kedua berupa lamina
basalis yang berfungsi sebagai filter untuk menyaring komponen cairan plasma
yang lebih besar. Lapisan ketiga sebelum sampai pada oocyte adalah lapisan
perivitellin yang berupa material protein bersifat fibrous (berongga) (Anonim,
2010).
Dalam membran plasma, oocyte (calon folikel) berikatan
dengan sejumlah reseptor yang akan membentuk endocitic sehingga terbentuklah
material penyusun kuning telur. Sehingga besar penyusutan kuning telur adalah
material granuler berupa high density lipoprotein (HDL) dan lipovitelin.
Senyawa ini dengan ion kuat dan pH tinggi akan membentuk kompleks fosfoprotein,
fosvitin, ion kalsium, dan ion besi. Senyawa-senyawa ini membentuk vitelogenin,
yaitu prekursor protein yang disintesis di dalam hati sebagai respon terhadap
estradiol. Komponen vitelogenin lebih mudah larut dalam darah dalam bentuk
kompleks lipida kalsium dan besi. Oleh adanya reseptor pada oocyte, akan
terbentuk material kuning telur. proses pembentukan vitelogenin ini dinamakan
vitelogenesis (Anonim 2010).
Dalam perkembangannya, embrio dibantu kantung
oleh kuning telur, amnion, dan alantois. Kantung kuning yang telur
dindingnya dapat menghasilkan enzim. Enzim ini mengubah isi kuning telur
sehingga mudah diserap embrio. Amnion berfungsi sebagai bantal, sedangkan
alantois berfungsi pembawa sebagai ke oksigen embrio, menyerap zat asam dari
embrio, mengambil yang sisa-sisa pencernaan yang terdapat dalam ginjal dan
menyimpannya dalam alantois, serta membantu alantois, serta membantu mencerna
albumen (Aspan, 2009).
Penyusun utama kuning telur adalah air, lipoprotein,
protein, mineral, dan pigmen. Protein kuning telur diklasifikasikan menjadi dua
kategori:
1. Livetin, yakni protein plasmatik
yang terakumulasi pada kuning telur dan disintesis di hati hampir 60%
dari total kuning telur.
2. Phosvitin dan lipoprotein yang
terdiri dari high density lipoprotein (HDL) dan low density lipoprotein (LDL)
yang disebut pula dengan granuler dan keduanya disintesis dalam hati. Pada ayam
dewasa bertelur setiap hari disintesis 2,5 g protein/hari melalui hati.
Sintesis ini dikontrol oleh hormon estrogen. Hasil sintesis bersama-sama dengan
ion kalsium, besi dan zinc membentuk molekul kompleks yang mudah larut kemudian
masuk ke dalam kuning telur.
BAB III
METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dari
praktikum ini yaitu :
Hari/Tanggal : Kamis,11 April
2013
Waktu
: 14:30 WIB - selesai
Tempat
: Laboratorium Histology jurusan
kedokteran Hewan UNSYIAH
B. Alat dan Bahan
- Alat
Adapun
alat yang di gunakan pada praktikum kali ini adalah :
- Pinset Anatomi
-
Mangkuk
plastik
-
Cawan
petri
- Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah
sebagai berikut :
-
Telur ayam
masa Inkubasi
C. Metode Kerja
Adapun metode kerja pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut :
1. Mengambil telur ayam umur inkubasi
2. Melingkari tempat embrio yang akan
dibuka pada telur tersebut dengan pensil
3. Menusuk bagian yang tumpul sehingga
gelembung udaranya keluar
4. Menusuk
kulit telur yang telah ditandai dengan menggunakan pinset dan mengangkatnya
5. Mengamati
bagian- bagianya .
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.Hasil
Gambar embrio Ayam umur 1 hari masa
Inkubasi

Keterangan:
Albumin
Yolk
Gambar
embrio Ayam Umur 2 hari

Keterangan :
Albumin,Yolk
Mulai berbentuk jantung berdetak
Gambar Embrio ayam umur 3 hari masa
inkubasi

Keterangan:
ü Albumin
ü
Yolk
ü Mulai Terbentuk kaki,sayap dan hidung
Gambar embrio ayam umur 4 hari masa
inkubasi

Keterangan:
ü Mata
ü
Tunas
kepala
ü
Pembuluh
syaraf
ü Pembentukan jantung
Gambar embrio ayam umur 5 hari masa
inkubasi

Keterangan:
ü Mulai terbentuk mata,kaki,hidung
,lidah
ü
Alantois
ü
Amnion
ü Anggota bdan tubuh mulai terbentuk
Gambar embrio ayam umur 6 hari masa
inkubasi

Keterangan:
ü Pembentukan Badan
ü
Alantois
ü
Rongga
Amniotik
ü Mata
Gambar Embrio Ayam umur 8 hari

Keterangan:
ü Badan
ü
Punggung
embrio
ü
Chorioalantois
ü
Mata
ü
Pembuluh
darah
ü
Kaki(jelas)
Gambar embrio ayam umur 10 hari

Keterangan:
ü Mata jelas
ü
Punggung
ü
Cairan
Amnion
ü
Sisik-sisik
kaki
ü
Kaki
ü Pembuluh Darah
Gambar embrio Ayam umur 13 Hari Masa
inkubasi

Keterangan:
ü Mata
ü
Chorioantois
ü
Pertumbuhan
Bulu
ü
Cairan
Amnion
ü Pembuluh Darah
Gambar Embrio Ayam umur 14 hari Masa
inkubasi

Keterangan:
ü Mata
ü
Buluh
tampak jelas
ü
Kuning
telur mulai terserap
ü
Pembentukan
tulang-tulang belakang
ü Pembuluh darah
Gambar embrio ayam umur 17 hari masa
inkubasi

Keterangan:
ü Bentuk kepala normal
ü
Paruh
terletak Sempurna
ü
Cairan
amnion terserap
Gambar Embrio Ayam umur 20 Hari

Keterangan:
ü Pusat tertutup semua,embrio
menempati seluruh areal kulit
ü
Viteolus
terserap semua
B. Pembahasan
Perkembangan embrio ayam terjadi
di luar tubuh induknya. Selama berkembang, embrio memperoleh
makanan dan perlindungan dari telur berupa kuning telur, albumen, dan kerabang
telur. Itulah sebabnya telur unggas selalu relatif besar. Dalam
perkembangannya, embrio dibantu oleh kantung kuning telur, amnion,
dan alantois. Kantung kuning telur dindingnya dapat menghasilkan enzim.
Enzim ini mengubah isi kuning telur sehingga mudah diserap embrio.
Amnion berfungsi sebagai bantal,
sedangkan alantois berfungsi sebagai pembawa oksigen ke embrio, Menyerap zat
asam dari embrio, mengambil yang sisa-sisa pencernaan yang terdapat dalam
ginjal dan menyimpannya dalam alantois, serta membantu mencerna albumen.
Pengamatan pertama pada telur yang
baru keluar dimana bentuk awal embrio pada hari pertama belum terlihat jelas,
sel benih berkembang menjadi bentuk seperti cincin dengan bagian tepinya gelap,
sedangkan bagian tengahnya agak terang. Bagian tengah ini merupakan sel benih
betina yang sudah dibuahi yang dinamakan zygot blastoderm.
Pada pengamatan kedua untuk telur umur inkubasi 3 hari , jantung sudah
mulai terbentuk dan masih berdenyut, hal ini disebabkan embrio tersebut sudah
mati disebabkan karena kondisi suhu yang tidak sesuai dengan embrio ayam
tersebut. Larutan garam fisiologis dengan suhu 40% tersebut berfungsi untuk
perendaman telur ayam agar embrio ayam tetap hidup, namun pada prakteknya tidak
kami lakuan. Selain jantung, bagian-bagian yang dapat diamati yakni pembuluh
darah yang bercabang-cabang dan tersebar, yang berpusat di jantung. Menurut
literatur, embrio ayam hari ke tiga jantung terbentuk dan berdenyut serta
bentuk embrio sudah mulai tampak. dapat dilihat gelembung bening, kantung
amnion, dan awal perkembangan alantois. Gelembung-gelembung bening tersebut
nantinya akan menjadi otak. Sementara kantong amnion yang berisi cairan warna
putih berfungsi melindungi embrio dari goncangan dan membuat embrio bergerak
bebas.
Pada pengamatan ketiga yakni umur
telur inkubasi 5 hari. Pada hari ke
lima menunjukkan perkembangan embrio yang sangat cepat, dimana pada hari kelima
ini embrio tersebut sudah mengalami proses organogenesis, yaitu dimana bentuk
dari tubuh embrio tersebut sudah kelihatan. Kami juga tidak dapat melihat detak
jantung pada embrio tersebut. Adapun bentuk-bentuk anggota badannya sudah agak
kelihatan walaupun masih dalam bentuk yang belum sempurna. Bintik hitam yang
ada ditengah-tengah embrio merupakan mata dari anak ayam tersebut. Sedangkan,
untuk amnion dan alantoisnya sudah kelihatan sangat jelas. Bila dibandingkan
dengan literatur (Infovert, 2010), mengatakan bahwa telur ayam pada umur lima
hari, embrionya sudah mulai nampak. Kuncup-kuncup anggota badan sudah mulai
terbentuk. Dengan menggunakan mikroskop, dapat dilihat bahwa telah terjadi
perkembangan alat reproduksi dan sudah terbentuk jenis kelaminnya. Sementara amnion
dan alantois sudah kelihatan sangat jelas.
Pada pengamatan keempat yakni umur
telur inkubasi 7 hari, dimana pada hari ini proses pembentukan sistem organ
pada embrio ayam hampir lengkap, sehingga pada umur tujuh hari sudah dapat
diamati awal mula pembentukan organ-organ dari anak ayam tersebut. Berdasarkan
literatur (Infovert, 2010) Pada umur tujuh hari, paruhnya sudah tampak
seperti bintik gelap pada dasar mata. Dengan menggunakan mikroskop dapat
dilihat bahagian tubuh lainnya sudah mulai terbentuk, yaitu otak dan leher.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
·
Perkembangan embrio ayam dibantu oleh :
ü Kuning telur (vitellus)
ü Amnion selaput yang menyelubungi
embrio, berfungsi sebagai bantal agar vitellus tetap berada di tempatnya
ü Alantois berfungsi untuk mengedarkan
zat-zat makanan ke embrio, organ respirasi dan pembuangan sisa metabolisme, dan
ü Chorion merupakan selaput ekstra
embrionik paling luar. chorion bersama- sama dengan alantois berfungsi di dalam
pertukaran gas dan air.
·
Perkembangan embrio yang kami amati,yaitu:
ü Umur 1 hari spesifiknya mulai
terbentuknya susunan saraf
ü Umur 2 hari spesifiknya Jantung,hati
darah mulai berkembang
ü Umur 3 hari spesifiknya Bentuk dan
kaki jantung mulai tergambar
ü Umur 4 hari spesifiknya Dengan mata
tampak pembuluh darah ,dan orhan tubuh lengkap
ü Umur 5 hari spesifiknya terbentuknya
alat reproduksi ,jantung,muka dan pernafasan
ü Umur 6 hari spesifiknya rongga
amniotic tampak
ü Umur 7 hari spesifiknya Alat tubuh
mulai berkembang
ü Umur 8 hari spesifiknya Bulu asli
halus mulai tampak
ü Umur 10 hari spesifiknya Paruh mulai
keras dan bentuk kaki tampak
ü Umur 13 hari spesifiknya Kerangka
mengeras dan alat tubuh mulai dapat dibedakan
ü Umur 14 hari spesifiknya Embrio
berputar mengatur bentuk sejajar telur
ü Umur 17 hari spesifiknya Bentuk
kepala normal
ü Umur 20 hari spesifiknya vetilin
terserap semua dan pusat mulai tertutup ,embrio menempati seluruh areal kulit
kecuali rongga udara
Daftar
Pustaka
Diakses tanggal 23 april
2013,pukul 19:00 wib)
Pukul 19:25 wib)
Aryulina
,diah.2006.Biologi 3.Erlangga
:Jakarta
Wolpert,lewis.2009.the miracle of cells.Qanita:Bandung
Yuwanta,Tri.2004.Dasar ternak unggas.Kanisius:Yogyakarta
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM
2013
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sistem reproduksi ayam jantan berupa testis ductus (vas)
deferens, dan ogan kopulasi yang bentuknya rudimenter ( belum sempurna
). Ayam tidak mempunyai penis. Sperma diproduksi di dalam testis, disalurkan ke
luar tubuh melalui ductus deferens yang bermuara pada papilla. Perkawinan ayam
jantan dengan ayam betina pada hakikatnya ialah mempersatukan dua kloaka untuk
memungkinkan pemancaran sistem yang mengandung sperma.
Sistem reproduksi ayam betina terdiri atas ovarium dan
oviduk. Ovarium yang mengandung sekitar 1.000-3.000 folikel dan di dalam
folikel terdapat kuning telur (yolk). Ukuran folikel berkisar dari yang
mikrokopik hingga yang sebesar yolk, tergantung pada tingkat kemasakan yolk di
dalamnya. Setelah sebuah yolk diovulasikan, kemudian diterima oleh infudibulum
dan melewati bagian-bagian lain dari oviduk, menjadi telur yang sempurna yang
dikeluarkan melalui anus.
Adapun latar belakang di buatnya laporan ini agar praktikan
lebih mengetahui dengan jelas bagaimana perkembangan embrio pada ayam.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk
mempelajari perkembangan bentuk dan struktur embrio ayam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ovarium adalah tempat sintesis hormon steroid seksual,
gametogenesis, dan perkembangan serta pemasakan kuning telur (folikel). Oviduk
adalah tempat menerima kuning telur masak, sekresi putih telur, dan pembentukan
kerabang telur. Pada unggas umumnya dan pada ayam khususnya, hanya ovarium kiri
yang berkembang dan berfungsi, sedangkan yang bagian kanan mengalami rudimenter
(Anonim, 2010).
Ovarium pada ayam dinamakan juga folikel. Bentuk ovarium
seperti buah anggur dan terletak pada rongga perut berdekatan dengan ginjal
kiri dan bergantung pada ligamentum meso-ovarium. Besar ovarium pada saat ayam
menetas 0,3 g kemudian mencapai panjang 1,5 cm pada ayam betina umur 12 minggu
dan mempunyai berat 60 g pada tiga minggu sebelum dewasa kelamin. Ovarium
terbagi dalam dua bagian, yaitu cortex pada bagian luar dan medulla pada bagian
dalam. Cortex mengandung folikel dan pada folikel terdapat sel-sel telur.
Jumlah sel telur dapat mencapai lebih dari 12.000 buah. Namun, sel telur yang
mampu masak hanya beberapa buah saja (pada ayam dara dapat mencapai jutaan
buah). Folikel akan masak pada 9-10 hari sebelum ovulasi. Karena pengaruh
karotenoid pakan ataupun karotenoid yang tersimpan di tubuh ayam yang tidak
homogen maka penimbunan materi penyusun folikel menjadikan lapisan konsentris
tidak seragam. Proses pembentukan ovum dinamakan vitelogeni (vitelogenesis),
yang merupakan sintesis asam lemak di hati yang dikontrol oleh hormon estrogen,
kemudian oleh darah diakumulasikan di ovarium sebagai volikel atau ovum yang
dinamakan yolk (kuning telur) (Anonim, 2010).
Dikenal tiga fase perkembangan yolk, yaitu fase cepat antara
4-7 hari sebelum ovulasi dan fase lambat pada 10-8 hari sebelum ovulasi, serta
pada 1-2 hari sebelum ovulasi. Akibat perkembangan cepat tersebut maka akan
terbentuk gambaran konsentris pada kuning telur. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan kadar xantofil dan karotenoid pada pakan yang dibelah oleh latebra
yang menghubungkan antara inti yolk dan diskus germinalis. Folikel dikelilingi
oleh pembuluh darah, kecuali pada bagian stigma. Apabila ovum masak, stigma
akan robek sehingga terjadi ovulasi. Robeknya stigma ini dikontrol oleh hormon
LH. Melalui pembuluh darah ini, ovarium mendapat suplai makanan dari aorta
dorsalis. Material kimiawi yang diangkut melalui sistem vaskularisasi ke dalam
ovarium harus melalui beberapa lapisan, antara lain theca layer yang merupakan
lapisan terluar yang bersifat permeabel sehingga memungkinkan cairan plasma
dalam menembus ke jaringan di sekelilingnya. Lapisan kedua berupa lamina
basalis yang berfungsi sebagai filter untuk menyaring komponen cairan plasma
yang lebih besar. Lapisan ketiga sebelum sampai pada oocyte adalah lapisan
perivitellin yang berupa material protein bersifat fibrous (berongga) (Anonim,
2010).
Dalam membran plasma, oocyte (calon folikel) berikatan
dengan sejumlah reseptor yang akan membentuk endocitic sehingga terbentuklah
material penyusun kuning telur. Sehingga besar penyusutan kuning telur adalah
material granuler berupa high density lipoprotein (HDL) dan lipovitelin.
Senyawa ini dengan ion kuat dan pH tinggi akan membentuk kompleks fosfoprotein,
fosvitin, ion kalsium, dan ion besi. Senyawa-senyawa ini membentuk vitelogenin,
yaitu prekursor protein yang disintesis di dalam hati sebagai respon terhadap
estradiol. Komponen vitelogenin lebih mudah larut dalam darah dalam bentuk
kompleks lipida kalsium dan besi. Oleh adanya reseptor pada oocyte, akan
terbentuk material kuning telur. proses pembentukan vitelogenin ini dinamakan
vitelogenesis (Anonim 2010).
Dalam perkembangannya, embrio dibantu kantung
oleh kuning telur, amnion, dan alantois. Kantung kuning yang telur
dindingnya dapat menghasilkan enzim. Enzim ini mengubah isi kuning telur
sehingga mudah diserap embrio. Amnion berfungsi sebagai bantal, sedangkan
alantois berfungsi pembawa sebagai ke oksigen embrio, menyerap zat asam dari
embrio, mengambil yang sisa-sisa pencernaan yang terdapat dalam ginjal dan
menyimpannya dalam alantois, serta membantu alantois, serta membantu mencerna
albumen (Aspan, 2009).
Penyusun utama kuning telur adalah air, lipoprotein,
protein, mineral, dan pigmen. Protein kuning telur diklasifikasikan menjadi dua
kategori:
1. Livetin, yakni protein plasmatik
yang terakumulasi pada kuning telur dan disintesis di hati hampir 60%
dari total kuning telur.
2. Phosvitin dan lipoprotein yang
terdiri dari high density lipoprotein (HDL) dan low density lipoprotein (LDL)
yang disebut pula dengan granuler dan keduanya disintesis dalam hati. Pada ayam
dewasa bertelur setiap hari disintesis 2,5 g protein/hari melalui hati.
Sintesis ini dikontrol oleh hormon estrogen. Hasil sintesis bersama-sama dengan
ion kalsium, besi dan zinc membentuk molekul kompleks yang mudah larut kemudian
masuk ke dalam kuning telur.
BAB III
METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dari
praktikum ini yaitu :
Hari/Tanggal : Kamis,11 April
2013
Waktu
: 14:30 WIB - selesai
Tempat
: Laboratorium Histology jurusan
kedokteran Hewan UNSYIAH
B. Alat dan Bahan
- Alat
Adapun
alat yang di gunakan pada praktikum kali ini adalah :
- Pinset Anatomi
-
Mangkuk
plastik
-
Cawan
petri
- Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah
sebagai berikut :
-
Telur ayam
masa Inkubasi
C. Metode Kerja
Adapun metode kerja pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut :
1. Mengambil telur ayam umur inkubasi
2. Melingkari tempat embrio yang akan
dibuka pada telur tersebut dengan pensil
3. Menusuk bagian yang tumpul sehingga
gelembung udaranya keluar
4. Menusuk
kulit telur yang telah ditandai dengan menggunakan pinset dan mengangkatnya
5. Mengamati
bagian- bagianya .
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.Hasil
Gambar embrio Ayam umur 1 hari masa
Inkubasi
Keterangan:
Albumin
Yolk
Gambar
embrio Ayam Umur 2 hari

Keterangan :
Albumin,Yolk
Mulai berbentuk jantung berdetak
-->
PERKEMBANGAN EMBRIO AYAM

1. DESRIWAN ANGGA PUTRA : 1202101010001
2. MAHMUDI :
1202101010009
3. RAUDHATUL JANNAH : 1202101010007
4. FAUZIAH :
1202101010003
5. WAHDINI RIZKY : 1202101010004
6. AUDI MALDINI : 1202101010143
7. MUHAMMAD AMIN : 1202101010005
8. MELLA RISKY PRIMA : 1202101010119

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM
2013
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sistem reproduksi ayam jantan berupa testis ductus (vas)
deferens, dan ogan kopulasi yang bentuknya rudimenter ( belum sempurna
). Ayam tidak mempunyai penis. Sperma diproduksi di dalam testis, disalurkan ke
luar tubuh melalui ductus deferens yang bermuara pada papilla. Perkawinan ayam
jantan dengan ayam betina pada hakikatnya ialah mempersatukan dua kloaka untuk
memungkinkan pemancaran sistem yang mengandung sperma.
Sistem reproduksi ayam betina terdiri atas ovarium dan
oviduk. Ovarium yang mengandung sekitar 1.000-3.000 folikel dan di dalam
folikel terdapat kuning telur (yolk). Ukuran folikel berkisar dari yang
mikrokopik hingga yang sebesar yolk, tergantung pada tingkat kemasakan yolk di
dalamnya. Setelah sebuah yolk diovulasikan, kemudian diterima oleh infudibulum
dan melewati bagian-bagian lain dari oviduk, menjadi telur yang sempurna yang
dikeluarkan melalui anus.
Adapun latar belakang di buatnya laporan ini agar praktikan
lebih mengetahui dengan jelas bagaimana perkembangan embrio pada ayam.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk
mempelajari perkembangan bentuk dan struktur embrio ayam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ovarium adalah tempat sintesis hormon steroid seksual,
gametogenesis, dan perkembangan serta pemasakan kuning telur (folikel). Oviduk
adalah tempat menerima kuning telur masak, sekresi putih telur, dan pembentukan
kerabang telur. Pada unggas umumnya dan pada ayam khususnya, hanya ovarium kiri
yang berkembang dan berfungsi, sedangkan yang bagian kanan mengalami rudimenter
(Anonim, 2010).
Ovarium pada ayam dinamakan juga folikel. Bentuk ovarium
seperti buah anggur dan terletak pada rongga perut berdekatan dengan ginjal
kiri dan bergantung pada ligamentum meso-ovarium. Besar ovarium pada saat ayam
menetas 0,3 g kemudian mencapai panjang 1,5 cm pada ayam betina umur 12 minggu
dan mempunyai berat 60 g pada tiga minggu sebelum dewasa kelamin. Ovarium
terbagi dalam dua bagian, yaitu cortex pada bagian luar dan medulla pada bagian
dalam. Cortex mengandung folikel dan pada folikel terdapat sel-sel telur.
Jumlah sel telur dapat mencapai lebih dari 12.000 buah. Namun, sel telur yang
mampu masak hanya beberapa buah saja (pada ayam dara dapat mencapai jutaan
buah). Folikel akan masak pada 9-10 hari sebelum ovulasi. Karena pengaruh
karotenoid pakan ataupun karotenoid yang tersimpan di tubuh ayam yang tidak
homogen maka penimbunan materi penyusun folikel menjadikan lapisan konsentris
tidak seragam. Proses pembentukan ovum dinamakan vitelogeni (vitelogenesis),
yang merupakan sintesis asam lemak di hati yang dikontrol oleh hormon estrogen,
kemudian oleh darah diakumulasikan di ovarium sebagai volikel atau ovum yang
dinamakan yolk (kuning telur) (Anonim, 2010).
Dikenal tiga fase perkembangan yolk, yaitu fase cepat antara
4-7 hari sebelum ovulasi dan fase lambat pada 10-8 hari sebelum ovulasi, serta
pada 1-2 hari sebelum ovulasi. Akibat perkembangan cepat tersebut maka akan
terbentuk gambaran konsentris pada kuning telur. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan kadar xantofil dan karotenoid pada pakan yang dibelah oleh latebra
yang menghubungkan antara inti yolk dan diskus germinalis. Folikel dikelilingi
oleh pembuluh darah, kecuali pada bagian stigma. Apabila ovum masak, stigma
akan robek sehingga terjadi ovulasi. Robeknya stigma ini dikontrol oleh hormon
LH. Melalui pembuluh darah ini, ovarium mendapat suplai makanan dari aorta
dorsalis. Material kimiawi yang diangkut melalui sistem vaskularisasi ke dalam
ovarium harus melalui beberapa lapisan, antara lain theca layer yang merupakan
lapisan terluar yang bersifat permeabel sehingga memungkinkan cairan plasma
dalam menembus ke jaringan di sekelilingnya. Lapisan kedua berupa lamina
basalis yang berfungsi sebagai filter untuk menyaring komponen cairan plasma
yang lebih besar. Lapisan ketiga sebelum sampai pada oocyte adalah lapisan
perivitellin yang berupa material protein bersifat fibrous (berongga) (Anonim,
2010).
Dalam membran plasma, oocyte (calon folikel) berikatan
dengan sejumlah reseptor yang akan membentuk endocitic sehingga terbentuklah
material penyusun kuning telur. Sehingga besar penyusutan kuning telur adalah
material granuler berupa high density lipoprotein (HDL) dan lipovitelin.
Senyawa ini dengan ion kuat dan pH tinggi akan membentuk kompleks fosfoprotein,
fosvitin, ion kalsium, dan ion besi. Senyawa-senyawa ini membentuk vitelogenin,
yaitu prekursor protein yang disintesis di dalam hati sebagai respon terhadap
estradiol. Komponen vitelogenin lebih mudah larut dalam darah dalam bentuk
kompleks lipida kalsium dan besi. Oleh adanya reseptor pada oocyte, akan
terbentuk material kuning telur. proses pembentukan vitelogenin ini dinamakan
vitelogenesis (Anonim 2010).
Dalam perkembangannya, embrio dibantu kantung
oleh kuning telur, amnion, dan alantois. Kantung kuning yang telur
dindingnya dapat menghasilkan enzim. Enzim ini mengubah isi kuning telur
sehingga mudah diserap embrio. Amnion berfungsi sebagai bantal, sedangkan
alantois berfungsi pembawa sebagai ke oksigen embrio, menyerap zat asam dari
embrio, mengambil yang sisa-sisa pencernaan yang terdapat dalam ginjal dan
menyimpannya dalam alantois, serta membantu alantois, serta membantu mencerna
albumen (Aspan, 2009).
Penyusun utama kuning telur adalah air, lipoprotein,
protein, mineral, dan pigmen. Protein kuning telur diklasifikasikan menjadi dua
kategori:
1. Livetin, yakni protein plasmatik
yang terakumulasi pada kuning telur dan disintesis di hati hampir 60%
dari total kuning telur.
2. Phosvitin dan lipoprotein yang
terdiri dari high density lipoprotein (HDL) dan low density lipoprotein (LDL)
yang disebut pula dengan granuler dan keduanya disintesis dalam hati. Pada ayam
dewasa bertelur setiap hari disintesis 2,5 g protein/hari melalui hati.
Sintesis ini dikontrol oleh hormon estrogen. Hasil sintesis bersama-sama dengan
ion kalsium, besi dan zinc membentuk molekul kompleks yang mudah larut kemudian
masuk ke dalam kuning telur.
BAB III
METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dari
praktikum ini yaitu :
Hari/Tanggal : Kamis,11 April
2013
Waktu
: 14:30 WIB - selesai
Tempat
: Laboratorium Histology jurusan
kedokteran Hewan UNSYIAH
B. Alat dan Bahan
- Alat
Adapun
alat yang di gunakan pada praktikum kali ini adalah :
- Pinset Anatomi
-
Mangkuk
plastik
-
Cawan
petri
- Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah
sebagai berikut :
-
Telur ayam
masa Inkubasi
C. Metode Kerja
Adapun metode kerja pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut :
1. Mengambil telur ayam umur inkubasi
2. Melingkari tempat embrio yang akan
dibuka pada telur tersebut dengan pensil
3. Menusuk bagian yang tumpul sehingga
gelembung udaranya keluar
4. Menusuk
kulit telur yang telah ditandai dengan menggunakan pinset dan mengangkatnya
5. Mengamati
bagian- bagianya .
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.Hasil
Gambar embrio Ayam umur 1 hari masa
Inkubasi

Keterangan:
Albumin
Yolk
Gambar
embrio Ayam Umur 2 hari

Keterangan :
Albumin,Yolk
Mulai berbentuk jantung berdetak
Gambar Embrio ayam umur 3 hari masa
inkubasi

Keterangan:
ü Albumin
ü
Yolk
ü Mulai Terbentuk kaki,sayap dan hidung
Gambar embrio ayam umur 4 hari masa
inkubasi

Keterangan:
ü Mata
ü
Tunas
kepala
ü
Pembuluh
syaraf
ü Pembentukan jantung
Gambar embrio ayam umur 5 hari masa
inkubasi

Keterangan:
ü Mulai terbentuk mata,kaki,hidung
,lidah
ü
Alantois
ü
Amnion
ü Anggota bdan tubuh mulai terbentuk
Gambar embrio ayam umur 6 hari masa
inkubasi

Keterangan:
ü Pembentukan Badan
ü
Alantois
ü
Rongga
Amniotik
ü Mata
Gambar Embrio Ayam umur 8 hari

Keterangan:
ü Badan
ü
Punggung
embrio
ü
Chorioalantois
ü
Mata
ü
Pembuluh
darah
ü
Kaki(jelas)
Gambar embrio ayam umur 10 hari

Keterangan:
ü Mata jelas
ü
Punggung
ü
Cairan
Amnion
ü
Sisik-sisik
kaki
ü
Kaki
ü Pembuluh Darah
Gambar embrio Ayam umur 13 Hari Masa
inkubasi

Keterangan:
ü Mata
ü
Chorioantois
ü
Pertumbuhan
Bulu
ü
Cairan
Amnion
ü Pembuluh Darah
Gambar Embrio Ayam umur 14 hari Masa
inkubasi

Keterangan:
ü Mata
ü
Buluh
tampak jelas
ü
Kuning
telur mulai terserap
ü
Pembentukan
tulang-tulang belakang
ü Pembuluh darah
Gambar embrio ayam umur 17 hari masa
inkubasi

Keterangan:
ü Bentuk kepala normal
ü
Paruh
terletak Sempurna
ü
Cairan
amnion terserap
Gambar Embrio Ayam umur 20 Hari

Keterangan:
ü Pusat tertutup semua,embrio
menempati seluruh areal kulit
ü
Viteolus
terserap semua
B. Pembahasan
Perkembangan embrio ayam terjadi
di luar tubuh induknya. Selama berkembang, embrio memperoleh
makanan dan perlindungan dari telur berupa kuning telur, albumen, dan kerabang
telur. Itulah sebabnya telur unggas selalu relatif besar. Dalam
perkembangannya, embrio dibantu oleh kantung kuning telur, amnion,
dan alantois. Kantung kuning telur dindingnya dapat menghasilkan enzim.
Enzim ini mengubah isi kuning telur sehingga mudah diserap embrio.
Amnion berfungsi sebagai bantal,
sedangkan alantois berfungsi sebagai pembawa oksigen ke embrio, Menyerap zat
asam dari embrio, mengambil yang sisa-sisa pencernaan yang terdapat dalam
ginjal dan menyimpannya dalam alantois, serta membantu mencerna albumen.
Pengamatan pertama pada telur yang
baru keluar dimana bentuk awal embrio pada hari pertama belum terlihat jelas,
sel benih berkembang menjadi bentuk seperti cincin dengan bagian tepinya gelap,
sedangkan bagian tengahnya agak terang. Bagian tengah ini merupakan sel benih
betina yang sudah dibuahi yang dinamakan zygot blastoderm.
Pada pengamatan kedua untuk telur umur inkubasi 3 hari , jantung sudah
mulai terbentuk dan masih berdenyut, hal ini disebabkan embrio tersebut sudah
mati disebabkan karena kondisi suhu yang tidak sesuai dengan embrio ayam
tersebut. Larutan garam fisiologis dengan suhu 40% tersebut berfungsi untuk
perendaman telur ayam agar embrio ayam tetap hidup, namun pada prakteknya tidak
kami lakuan. Selain jantung, bagian-bagian yang dapat diamati yakni pembuluh
darah yang bercabang-cabang dan tersebar, yang berpusat di jantung. Menurut
literatur, embrio ayam hari ke tiga jantung terbentuk dan berdenyut serta
bentuk embrio sudah mulai tampak. dapat dilihat gelembung bening, kantung
amnion, dan awal perkembangan alantois. Gelembung-gelembung bening tersebut
nantinya akan menjadi otak. Sementara kantong amnion yang berisi cairan warna
putih berfungsi melindungi embrio dari goncangan dan membuat embrio bergerak
bebas.
Pada pengamatan ketiga yakni umur
telur inkubasi 5 hari. Pada hari ke
lima menunjukkan perkembangan embrio yang sangat cepat, dimana pada hari kelima
ini embrio tersebut sudah mengalami proses organogenesis, yaitu dimana bentuk
dari tubuh embrio tersebut sudah kelihatan. Kami juga tidak dapat melihat detak
jantung pada embrio tersebut. Adapun bentuk-bentuk anggota badannya sudah agak
kelihatan walaupun masih dalam bentuk yang belum sempurna. Bintik hitam yang
ada ditengah-tengah embrio merupakan mata dari anak ayam tersebut. Sedangkan,
untuk amnion dan alantoisnya sudah kelihatan sangat jelas. Bila dibandingkan
dengan literatur (Infovert, 2010), mengatakan bahwa telur ayam pada umur lima
hari, embrionya sudah mulai nampak. Kuncup-kuncup anggota badan sudah mulai
terbentuk. Dengan menggunakan mikroskop, dapat dilihat bahwa telah terjadi
perkembangan alat reproduksi dan sudah terbentuk jenis kelaminnya. Sementara amnion
dan alantois sudah kelihatan sangat jelas.
Pada pengamatan keempat yakni umur
telur inkubasi 7 hari, dimana pada hari ini proses pembentukan sistem organ
pada embrio ayam hampir lengkap, sehingga pada umur tujuh hari sudah dapat
diamati awal mula pembentukan organ-organ dari anak ayam tersebut. Berdasarkan
literatur (Infovert, 2010) Pada umur tujuh hari, paruhnya sudah tampak
seperti bintik gelap pada dasar mata. Dengan menggunakan mikroskop dapat
dilihat bahagian tubuh lainnya sudah mulai terbentuk, yaitu otak dan leher.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
·
Perkembangan embrio ayam dibantu oleh :
ü Kuning telur (vitellus)
ü Amnion selaput yang menyelubungi
embrio, berfungsi sebagai bantal agar vitellus tetap berada di tempatnya
ü Alantois berfungsi untuk mengedarkan
zat-zat makanan ke embrio, organ respirasi dan pembuangan sisa metabolisme, dan
ü Chorion merupakan selaput ekstra
embrionik paling luar. chorion bersama- sama dengan alantois berfungsi di dalam
pertukaran gas dan air.
·
Perkembangan embrio yang kami amati,yaitu:
ü Umur 1 hari spesifiknya mulai
terbentuknya susunan saraf
ü Umur 2 hari spesifiknya Jantung,hati
darah mulai berkembang
ü Umur 3 hari spesifiknya Bentuk dan
kaki jantung mulai tergambar
ü Umur 4 hari spesifiknya Dengan mata
tampak pembuluh darah ,dan orhan tubuh lengkap
ü Umur 5 hari spesifiknya terbentuknya
alat reproduksi ,jantung,muka dan pernafasan
ü Umur 6 hari spesifiknya rongga
amniotic tampak
ü Umur 7 hari spesifiknya Alat tubuh
mulai berkembang
ü Umur 8 hari spesifiknya Bulu asli
halus mulai tampak
ü Umur 10 hari spesifiknya Paruh mulai
keras dan bentuk kaki tampak
ü Umur 13 hari spesifiknya Kerangka
mengeras dan alat tubuh mulai dapat dibedakan
ü Umur 14 hari spesifiknya Embrio
berputar mengatur bentuk sejajar telur
ü Umur 17 hari spesifiknya Bentuk
kepala normal
ü Umur 20 hari spesifiknya vetilin
terserap semua dan pusat mulai tertutup ,embrio menempati seluruh areal kulit
kecuali rongga udara
Daftar
Pustaka
Diakses tanggal 23 april
2013,pukul 19:00 wib)
Pukul 19:25 wib)
Aryulina
,diah.2006.Biologi 3.Erlangga
:Jakarta
Wolpert,lewis.2009.the miracle of cells.Qanita:Bandung
Yuwanta,Tri.2004.Dasar ternak unggas.Kanisius:Yogyakarta
Gambar Embrio ayam umur 3 hari masa
inkubasi
Keterangan:
ü Albumin
ü
Yolk
ü Mulai Terbentuk kaki,sayap dan hidung
Gambar embrio ayam umur 4 hari masa
inkubasi

Keterangan:
ü Mata
ü
Tunas
kepala
ü
Pembuluh
syaraf
ü Pembentukan jantung
Gambar embrio ayam umur 5 hari masa
inkubasi

Keterangan:
ü Mulai terbentuk mata,kaki,hidung
,lidah
ü
Alantois
ü
Amnion
ü Anggota bdan tubuh mulai terbentuk
Gambar embrio ayam umur 6 hari masa
inkubasi

Keterangan:
ü Pembentukan Badan
ü
Alantois
ü
Rongga
Amniotik
ü Mata
Gambar Embrio Ayam umur 8 hari

Keterangan:
ü Badan
ü
Punggung
embrio
ü
Chorioalantois
ü
Mata
ü
Pembuluh
darah
ü
Kaki(jelas)
Gambar embrio ayam umur 10 hari

Keterangan:
ü Mata jelas
ü
Punggung
ü
Cairan
Amnion
ü
Sisik-sisik
kaki
ü
Kaki
ü Pembuluh Darah
Gambar embrio Ayam umur 13 Hari Masa
inkubasi

Keterangan:
ü Mata
ü
Chorioantois
ü
Pertumbuhan
Bulu
ü
Cairan
Amnion
ü Pembuluh Darah
Gambar Embrio Ayam umur 14 hari Masa
inkubasi

Keterangan:
ü Mata
ü
Buluh
tampak jelas
ü
Kuning
telur mulai terserap
ü
Pembentukan
tulang-tulang belakang
ü Pembuluh darah
Gambar embrio ayam umur 17 hari masa
inkubasi

Keterangan:
ü Bentuk kepala normal
ü
Paruh
terletak Sempurna
ü
Cairan
amnion terserap
Gambar Embrio Ayam umur 20 Hari

Keterangan:
ü Pusat tertutup semua,embrio
menempati seluruh areal kulit
ü
Viteolus
terserap semua
B. Pembahasan
Perkembangan embrio ayam terjadi
di luar tubuh induknya. Selama berkembang, embrio memperoleh
makanan dan perlindungan dari telur berupa kuning telur, albumen, dan kerabang
telur. Itulah sebabnya telur unggas selalu relatif besar. Dalam
perkembangannya, embrio dibantu oleh kantung kuning telur, amnion,
dan alantois. Kantung kuning telur dindingnya dapat menghasilkan enzim.
Enzim ini mengubah isi kuning telur sehingga mudah diserap embrio.
Amnion berfungsi sebagai bantal,
sedangkan alantois berfungsi sebagai pembawa oksigen ke embrio, Menyerap zat
asam dari embrio, mengambil yang sisa-sisa pencernaan yang terdapat dalam
ginjal dan menyimpannya dalam alantois, serta membantu mencerna albumen.
Pengamatan pertama pada telur yang
baru keluar dimana bentuk awal embrio pada hari pertama belum terlihat jelas,
sel benih berkembang menjadi bentuk seperti cincin dengan bagian tepinya gelap,
sedangkan bagian tengahnya agak terang. Bagian tengah ini merupakan sel benih
betina yang sudah dibuahi yang dinamakan zygot blastoderm.
Pada pengamatan kedua untuk telur umur inkubasi 3 hari , jantung sudah
mulai terbentuk dan masih berdenyut, hal ini disebabkan embrio tersebut sudah
mati disebabkan karena kondisi suhu yang tidak sesuai dengan embrio ayam
tersebut. Larutan garam fisiologis dengan suhu 40% tersebut berfungsi untuk
perendaman telur ayam agar embrio ayam tetap hidup, namun pada prakteknya tidak
kami lakuan. Selain jantung, bagian-bagian yang dapat diamati yakni pembuluh
darah yang bercabang-cabang dan tersebar, yang berpusat di jantung. Menurut
literatur, embrio ayam hari ke tiga jantung terbentuk dan berdenyut serta
bentuk embrio sudah mulai tampak. dapat dilihat gelembung bening, kantung
amnion, dan awal perkembangan alantois. Gelembung-gelembung bening tersebut
nantinya akan menjadi otak. Sementara kantong amnion yang berisi cairan warna
putih berfungsi melindungi embrio dari goncangan dan membuat embrio bergerak
bebas.
Pada pengamatan ketiga yakni umur
telur inkubasi 5 hari. Pada hari ke
lima menunjukkan perkembangan embrio yang sangat cepat, dimana pada hari kelima
ini embrio tersebut sudah mengalami proses organogenesis, yaitu dimana bentuk
dari tubuh embrio tersebut sudah kelihatan. Kami juga tidak dapat melihat detak
jantung pada embrio tersebut. Adapun bentuk-bentuk anggota badannya sudah agak
kelihatan walaupun masih dalam bentuk yang belum sempurna. Bintik hitam yang
ada ditengah-tengah embrio merupakan mata dari anak ayam tersebut. Sedangkan,
untuk amnion dan alantoisnya sudah kelihatan sangat jelas. Bila dibandingkan
dengan literatur (Infovert, 2010), mengatakan bahwa telur ayam pada umur lima
hari, embrionya sudah mulai nampak. Kuncup-kuncup anggota badan sudah mulai
terbentuk. Dengan menggunakan mikroskop, dapat dilihat bahwa telah terjadi
perkembangan alat reproduksi dan sudah terbentuk jenis kelaminnya. Sementara amnion
dan alantois sudah kelihatan sangat jelas.
Pada pengamatan keempat yakni umur
telur inkubasi 7 hari, dimana pada hari ini proses pembentukan sistem organ
pada embrio ayam hampir lengkap, sehingga pada umur tujuh hari sudah dapat
diamati awal mula pembentukan organ-organ dari anak ayam tersebut. Berdasarkan
literatur (Infovert, 2010) Pada umur tujuh hari, paruhnya sudah tampak
seperti bintik gelap pada dasar mata. Dengan menggunakan mikroskop dapat
dilihat bahagian tubuh lainnya sudah mulai terbentuk, yaitu otak dan leher.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
·
Perkembangan embrio ayam dibantu oleh :
ü Kuning telur (vitellus)
ü Amnion selaput yang menyelubungi
embrio, berfungsi sebagai bantal agar vitellus tetap berada di tempatnya
ü Alantois berfungsi untuk mengedarkan
zat-zat makanan ke embrio, organ respirasi dan pembuangan sisa metabolisme, dan
ü Chorion merupakan selaput ekstra
embrionik paling luar. chorion bersama- sama dengan alantois berfungsi di dalam
pertukaran gas dan air.
·
Perkembangan embrio yang kami amati,yaitu:
ü Umur 1 hari spesifiknya mulai
terbentuknya susunan saraf
ü Umur 2 hari spesifiknya Jantung,hati
darah mulai berkembang
ü Umur 3 hari spesifiknya Bentuk dan
kaki jantung mulai tergambar
ü Umur 4 hari spesifiknya Dengan mata
tampak pembuluh darah ,dan orhan tubuh lengkap
ü Umur 5 hari spesifiknya terbentuknya
alat reproduksi ,jantung,muka dan pernafasan
ü Umur 6 hari spesifiknya rongga
amniotic tampak
ü Umur 7 hari spesifiknya Alat tubuh
mulai berkembang
ü Umur 8 hari spesifiknya Bulu asli
halus mulai tampak
ü Umur 10 hari spesifiknya Paruh mulai
keras dan bentuk kaki tampak
ü Umur 13 hari spesifiknya Kerangka
mengeras dan alat tubuh mulai dapat dibedakan
ü Umur 14 hari spesifiknya Embrio
berputar mengatur bentuk sejajar telur
ü Umur 17 hari spesifiknya Bentuk
kepala normal
ü Umur 20 hari spesifiknya vetilin
terserap semua dan pusat mulai tertutup ,embrio menempati seluruh areal kulit
kecuali rongga udara
Daftar
Pustaka
Diakses tanggal 23 april
2013,pukul 19:00 wib)
Pukul 19:25 wib)
Aryulina
,diah.2006.Biologi 3.Erlangga
:Jakarta
Wolpert,lewis.2009.the miracle of cells.Qanita:Bandung
Yuwanta,Tri.2004.Dasar ternak unggas.Kanisius:Yogyakarta
No comments:
Post a Comment